Konferensi Pemimpin Asia-Afrika dan aktivitas peringatan genap 60 tahun Konferensi Bandung sedang diadakan di Indonesia. Pakar Tiongkok untuk masalah ASEAN berpendapat, Konferensi Bandung dan Semangat Bandung mempunyai pengaruh mendalam terhadap ASEAN.
Presiden Indonesia Joko Widodo dalam ucapan selamatnya kemarin (22/4) menyatakan, Konferensi Bandung yang diselenggarakan pada 60 tahun yang lalu telah memperlihatkan persatuan negara-negara Asia dan Afrika, Semangat Bandung tetap mempunyai arti realitas yang penting. Ketidakadilan dan ketidaksetaraan di dunia internasional sekarang tetap menonjol. Indonesia bersedia bersama dengan negara-negara berkembang untuk mendorong pembangunan ketertiban baru politik dan ekonomi dunia yang adil, berupaya untuk mencapai kemakmuran dan kestabilan secara keseluruhan.
Wakil Direktur Akademi Ilmu Sosial untuk Asia-Pasifik Han Feng menunjukkan, baik pada 60 tahun yang lalu maupun masa kini, Konferensi Bandung memperlihatkan kecerdasan dan pandangan jauh pemimpin Indonesia. Ia mengatakan, sebagai sponsor Konferensi Bandung, dapat dikatakan bahwa Indonesia telah memperlihatkan kecerdasan dan pandangan jauh pemimpin Indonesia pada waktu itu untuk menemukan sebuah jalan perkembangan yang baru di bawah kekuasaan kolonialisme dan imperialisme dunia Barat. Han Feng berpendapat, sebagai negara besar di kawasannya dan negara besar yang berpotensi, Indonesia tetap memelihara kecerdasan dan pandangan jauh di bidang politik. Kini, Indonesia sudah menjadi salah satu anggota G-20, sekaligus memainkan peranan dominan dalam ASEAN yang merupakan organisasi regional yang paling penting di Asia Tenggara, Indonesia juga memainkan peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kerja sama di kawasannya.
Xu Liping dari Akademi Ilmu Sosial Tiongkok berpendapat, tanpa Konferensi Bandung, maka tidak ada ASEAN. Ia mengatakan, Indonesia adalah sponsor atau tuan rumah Konferensi Bandung, sedangkan berdirinya ASEAN juga disponsori bersama oleh Indonesia dan negara-negara lainnya. Markas besar ASEAN terletak di Jakarta, ditinjau dari sudut tersebut, justru karena Indonesia memainkan peranan organisir dalam Konferensi Bandung, dan ini merupakan kelanjutan dari Konferensi Bandung. Oleh karena itu, tidak mungkin ada ASEAN yang sekarang tanpa Konferensi Bandung.
Semangat Bandung membawa pengaruh langsung terhadap ASEAN dalam menangani bentrokan dan pertikaian yang terjadi di kawasannya, isi utama ialah kesetaraan, konsultasi, saling menghormati dan tidak campur tangan dalam urusan negara lainnya, maka Semangat Bandung telah memainkan peranan khas dalam memelihara kestabilan kawasan dan mendorong perkembangan kawasan.
Wakil Direktur Akademi Ilmu Sosial Tiongkok untuk Asia-Pasifik Han Feng berpendapat, di bawah dorongan Semangat Bandung, cara penanganan urusan dalam tubuh ASEAN sesuai dengan Semangat Bandung, jalan yang ditempuh ASEAN juga bertepatan dengan Konferensi Bandung dan Semangat Bandung. Keberhasilan ASEAN diperlihatkan dalam prinsip yang ditetapkannya untuk perdamaian, kerja sama, tidak campur tangan dalam urusan negara lain serta berkonsultasi bersama.