Karena adanya Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang disponsori Tiongkok, Bank Pembangunan Asia (ADB) kini memulai langkah reformasinya.
Menurut laporan media Jepang, Presiden ADB, Haruhiko Kuroda dalam sambutannya pada pertemuan tahunan ke-48 Dewan Pengurus ADB di Azerbaijan menyatakan perlunya ADB mengintensifkan reformasi agar bank tersebut dapat berperan positif. Ia menyatakan, dana yang dimiliki ADB saat ini masih belum bisa memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur di kawasan Asia. Ke depannya, ADB akan meminta negara-negara anggota untuk menambah dukungannya. ADB menargetkan pendanaan 50 persen lebih banyak daripada data saat ini untuk mencapai US$ 20 miliar.
Saat ini tidak sedikit negara Asia telah mengintensifkan pembangunan infrastruktur. Menurut prediksi pemerintah Indonesia, dalam lima tahun ke depan, pembangunan infrastruktur Indonesia akan sedikitnya membutuhkan US$ 550 miliar. Sementara itu, Thailand telah meratifikasi program pembangunan infrastruktur lalu lintas pada tahun 2015-2022, Diperkirakan program tersebut akan membutuhkan US$ 80 miliar.
ADB memprediksi, pada masa 2010-2020, Asia sedikitnya membutuhkan US$ 8 triliun untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi saat ini.
Haruhiko mengatakan, ADB akan melakukan kerja sama dengan tiga bank terbesar Jepang serta lembaga moneter Amerika dan Eropa di bidang pembangunan infrastruktur. ADB berencana membentuk dana yang baru dalam bentuk PPP yaitu kerja sama modal pemerintah dan masyarakat.
ADB akan mengambil serangkaian langkah reformasi, termasuk diperpendeknya waktu pemeriksaan proyek pendanaan hingga 15 bulan dan peningkatan rasio pendanaan untuk bidang pendidikan dan kesehatan.
Para analis Jepang berpendapat bahwa reformasi yang ditargetkan ADB tersebut merupakan hasil dorongan AIIB dan lembaga moneter lainnya yang muncul baru-baru ini.
Saat ini AIIB beranggotakan 57 negara pendiri kecuali Jepang dan AS. AIIB selain beranggotakan negara-negara G-7 seperti Inggris, Perancis, Jerman dan Italia, juga termasuk negara-negara yang terlibat dalam perundingan TPP seperti Australia, Vietnam dan Malaysia. Jumlah anggota AIIB sudah semakin mendekati jumlah anggota ADB yang didominasi Jepang dan AS.
Menurut agenda, piagam AIIB akan ditandatangani sebelum akhir Juni mendatang dan akan diberlakukan resmi pada akhir tahun ini, yang berarti resmi berdirinya AIIB.
Pejabat dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Tiongkok menunjukkan bahwa AIIB tidak hanya akan mendorong pembangunan infrastruktur Asia, tapi juga akan menyediakan peluang bagi perbaikan struktur moneter global.
Selain AIIB, Tiongkok telah mendirikan Dana Jalan Sutra dengan cadangan dananya sebesar US$ 40 miliar. Dana itu akan menyediakan dukungan dana bagi pembangunan infrastruktur di kawasan "Satu Sabuk Satu Jalan".