Kyodo News Service menunjukkan, selama 3 tahun ini, meskipun Perdana Menteri Shinzo Abe telah giat mendorong merevisi UUD termasuk pelaksanaan hak bela diri kolektif, namun hasilnya berlawanan dengan tujuannya, dibanding dengan hasil jajak pendapat serupa yang dilakukan 20 tahun yang lalu , orang-orang yang mendukung mempertahakan UUD lama pada meningkat sekarang.
Menurut jajak pendapat yang terbaru, 88 persen responden berpendapat bahwa hal yang terpenting dalam UUD Damai adalah melepaskan hak perang dan mempertahankan perdamaian dan keadilan.
Sejak berkuasa pada 2012, Partai Liberal DemocratiL (LDP) Jepang yang dipimpin Shinzo Abe giat mendorong "Pasukan Bela Diri Berjalan ke Luar Negeri", dan terus mengupayakan merevisi UUD Damai yang dibuat pasca Perang Dunia II. Namun saat ini, semakin banyak warga Jepang malahan mendukung untuk mempertahakan UUD yang lama, sepertinya "perdamaian" telah "ditanam " dalam hati rakyat Jepang.
Baru-baru ini diberitakan, dalam pembicaraan di depan 70 tahun Perang Dunia II, Shinzo Abe akan menegaskan "introspkesi mendalam" tapi bukan "permintaan maaf" dalam naskah pidatonya. Hal itu ernyata bertentangan dengan keinginan rakyat Jepang sekarang ini, menurut jajak pendapat Kyodo News Service, sekitar 67 persen responden berpendapat bahwa kata-kata "permintaan maaf" harus ditulis dalam pembicaraan Abe untuk 70 tahun Perang Dunia II.
sekitar 42 persen responden berpendapat bahwa "perbaikan hubungan dengan negara-negara Asia" adalah titik berat pekerjaan diplomatik Jepang ke depannya,sedangkan angka itu pada 1994 hanya tercatat 22 persen.
Menurut jajak pendapat itu, kaum generasi muda Jepang kebanyak berpegang pendirian negatif pada masa depan negerinya , sekitar 57 persen responden yang berusia 20an atau 30an berpendapat bahwa Jepang sedang berkembang ke "arah jelek".