Status dan Peranan Perang Anti Jepang Tiongkok dalam Perang Anti Fasis Dunia
  2015-08-06 12:46:37  CRI
Tahun ini adalah genap 70 tahun kemenangan Perang Anti Fasis Dunia dan Perang Rakyat Tiongkok melawan Jepang. Pada saat perang, Tiongkok adalah salah satu negara terbesar dalam Perang Anti Fasis Dunia. Medan perang Tiongkok merupakan medan perang utama di Asia, dan salah satu medan perang Anti Fasis Dunia. Tapi disebabkan oleh pengaruh pikiran perang dingin, selama 70 tahun ini status dan peranan penting Tiongkok dalam Perang Anti Fasis Dunia selalu diremehkan Barat, dan menjadi sekutu yang dilupakan. Hal ini tentu saja tidak adil dan perlu dijelaskan.

Pertama, Tiongkok adalah negara yang paling dini menentang agresi Fasis, dan membuka medan perang anti Fasis pertama di dunia. Tahun 1931, Fasis Jepang melancarkan peristiwa 18 September, serta membuka Perang Agresi Tiongkok. Hal inilah yang menjadi permulaan Perang Dunia Kedua.

Kedua, Tiongkok selalu melawan kekuatan utama daratan Jepang di medan perang Tiongkok. Kepala staf umum Jepang pernah mengatakan bahwa tentara Jepang akan menduduki Tiongkok selama satu bulan. Namun perlawanan keras Tiongkok memecahkan percobaan Jepang ini, dan Jepang malah mengirim lebih banyak prajurit ke Tiongkok. Ketika pertempuran di Wuhan, 94 persen kekuatan tentara Jepang dikerahkan ke medan perang Tiongkok.

Medan perang di wilayah yang belum diduduki Jepang, jutaan tentara pemerintah Kuomintang berlawanan dengan tentara agresi Jepang. Target Jepang dalam mengakhiri perang antara Tiongkok dan Jepang pun belum bisa terwujud.

Medan perang di wilayah yang diduduki Jepang, kekuatan bersenjata yang dipimpin Partai Komunis Tiongkok menentang tentara Jepang dengan strategi yang luwes. Kekuatan bersenjata anti Jepang Tiongkok semakin kuat dalam pertempuran ini sehingga medan perang ini menjadi medan utama untuk melawan tentara Jepang.

Menurut statistik, ketika tercetusnya Perang Pasifik, kekuatan total angkatan darat Jepang tercatat sebanyak 51 divisi, 35 divisi di antaranya adalah Tiongkok dan 10 di antaranya adalah Asia Tenggara, 70 persen kekuatan Jepang memasuki Tiongkok, sedangkan kekuatan untuk medan perang Pasifik belum sampai 20 persen. Ketika berakhirnya perang ini, jumlah tentara Jepang di medan perang Tiongkok tetap jauh lebih banyak daripada tentara Jepang di medan Pasifik.

Ketiga, Perang Anti Jepang di Tiongkok dengan kuat mencegah strategi agresi Jepang di dunia, dan mendukung pertempuran Uni Soviet, AS, dan Inggris. Kebijakan masuk ke utara Jepang adalah menduduki wilayah jauh timur Uni Soviet dengan berpangkal di Tiongkok. Jika Jepang ingin menyerang Uni Soviet, Jepang harus menyerang Tiongkok terlebih dahulu, namun karena perlawanan keras Tiongkok, Jepang mengerahkan kekuatan utama ke medan perang Tiongkok. Melalui ini, Jepang tidak bisa bertempur dengan Uni Soviet, dan kebijakan masuk ke utara pun gagal.

Keempat, Tiongkok berupaya mendorong pembentukan Aliansi Anti Fasis Dunia, dan ambil bagian dalam pembangunan kembali tata tertib internasional. Pada 1 Januari 1942, negara-negara anti agresi yang dipimpin oleh AS, Uni Soviet, Inggris dan Tiongkok mengeluarkan Deklarasi Negara-negara Bersama. Hal ini menandakan Aliansi Anti Fasis Dunia berdiri secara resmi, dan menyediakan jaminan demi kemenangan Perang Dunia Kedua. Tiongkok juga diakui umum sebagai salah satu negara terbesar dalam Perang Anti Fasis Dunia. Pada Desember 1943, Tiongkok, AS dan Inggris mengeluarkan Deklarasi Kairo untuk mengumumkan Perang Anti Fasis akan dilancarkan sampai menyerahnya Jepang tanpa syarat, dan merebut kembali wilayah Tiongkok yang diduduki. Hal ini telah menyediakan jaminan internasional untuk Tiongkok demi merebut kembali wilayah yang diduduki, dan menyediakan dasar undang-undang internasional demi pembentukan tata tertib internasional yang baru.

PBB adalah organisasi internasional yang paling penting dalam tata tertib internasional pasca perang. Tiongkok mengikuti semua proses dari persiapannya sampai berdirinya PBB.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040