Kunjungan kenegaraan perdana Presiden Tiongkok Xi Jinping ke AS baru-baru ini tidak hanya memberi sinyal positif, yaitu kedua negara bersama-sama menstabilkan pertumbuhan ekonomi dan pasar moneter global, juga mempunyai arti yang penting untuk memperdalam kerja sama strategis ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS dan bersama-sama mendorong perbaikan pengelolaan global.
Inventaris prestasi mencatat, bahwa kerja sama ekonomi, perdagangan dan finansial Tiongkok-AS mencapai hasil yang menonjol. Pada level bilateral, hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara semakin erat, dan tengah mempercepat proses perundingan persetujuan investasi bilateral, jika tercapai akan memberi pengaruh penting kepada tata investasi internasional. Sedangkan pada level regional, kedua pihak sedang dengan aktif berpartisipasi dalam perundingan persetujuan CAFTA yang berbeda, dan berupaya menemukan jalan riil untuk mewujudkan CAFTA, ini mungkin akan membentuk kembali struktur perdagangan global.
Selain itu, pada level global, Tiongkok dan AS sama-sama mendukung G20 sebagai platform pertama untuk meningkatkan kerja sama dan koordinasi ekonomi internasional, dan berupaya bersama-sama mendorong reformasi pengelolaan global dalam struktur internasional, antara lain G20, IMF dan Bank Dunia. Kedua pihak juga menyetujui membentuk mekanisme dialog berjangka urusan ekonomi Tiongkok-AS, dan berkomunikasi tepat pada waktunya mengenai titik panas ekonomi global.
Ternyata, dibandingkan dengan masa sebelumnya, kerja sama ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS pada berbagai level telah meliputi penyusunan tata ekonomi dan perdagangan internasional dan reformasi pengelolaan ekonomi global pada abad ke-21.
Inventaris prestasi lebih lanjut menunjukkan bahwa penyempurnaan struktur pengelolaan ekonomi global Tiongkok-AS mempunyai kesepahaman strategis yang luas.
Pada satu aspek, kedua pihak telah menentukan mendorong perkembangan ekonomi global, pertumbuhan bertoleransi dan berkelanjutan secara kuat dan terbukat, serta mempunyai kepentingan bersama di bidang mekanisme finansial internasional yang mantap, dan mengakui bahwa pewujudan target-target tersebut perlu didukung lembaga ekonomi multilateral yang terbentuk pasca Perang Dunia Kedua. Ini berarti Tiongkok tidak akan menjadi tantangan tata tertib ekonmi internasional dan lembaga ekonomi internasional yang terbentuk dengan bimbingan AS setelah Perang Dunia Kedua, dan membenarkan peranan yang dimainkannya.
Pada aspek yang lain, inventaris prestasi menunjukkan, Tiongkok mempunyai kepentingan yang sangat besar di bidang pemeliharaan peningkatan dan pendorongan modernisasi lembaga finansial internasional; AS menyambut Tiongkok terus menambahkan dukungan pendanaan terhadap usaha perkembangan dan infrastruktur di Asia dan kawasan di luar Asia, juga menyambut Tiongkok memainkan peranan yang lebih positif dan bertanggungjawab relevan dalam kerja sama bilateral di bawah kerangka moneter internasional dan perluasan yang meneruskan, agar menghadapi tantangan ekonomi global. Ini berarti AS mendukung reformasi lembaga finansial internasional mengarah ke Tiongkok dan negara ekonomi baru bangkit yang lain, dan menyambut Tiongkok dengan aktif berpartisipasi dalam pengelolaan ekonomi internasional.