Menurut angka yang diumumkan Badan Statistik Nasional Tiongkok baru-baru ini, pada tiga triwulan pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi Tiongkok tercatat 6,9 persen, atau menurun sedikit dari pada triwulan pertama atau separo pertama tahun ini. Tapi analisa membuktikan bahwa level pertumbuhan tesebut bukan saja sesuai dengan kelaziman operasional ekonomi, tapi juga sesuai dengan prediksi market, merupakan semacam restrukturisasi yang layak yang naik turun dalam ruang fluktuasi ekonomi yang rasional, adalah pula tahap mustinya dalam proses peralihan daya pendorong antara yang lama dengan yang baru. Khususnya, di bawah latar belakang yang tekanan pada pertumbuhan ekonomi semakin menguat, pertumbuhan ekonomi tersebut justru diperoleh melalui upaya yang susah payah.
Di satu pihak, Tiongkok harus memelihara pertumbuhan stabil di bawah tekanan penurunan pertumbuhan ekonomi, di satu pihak lainnya harus menemukan titik pertumbuhan yang baru, menyelaraskan peningkatan antara pemasokan dan permintaan, sementara itu harus pula mengatasi gangguan kepada ekonomi akibat kesenjangan perkembangan antar sektor usaha dan antar daerah yang berbeda, maka dicapainya suatu angka yang cukup mendekati 7 %, target sepanjang tahun 2015, adalah sangat dikagumi.
Ekonomi Tiongkok tetap adalah daya pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi dunia. Di bawah latar belakang yang melesunya rehabilitasi ekonomi dunia, meskipun melamban sedikit dari beberapa tahun yang lalu, tapi pertumbuhan ekonomi Tiongkok tetap menempati urutan terdepan di dunia, pertumbuhan Tiongkok tahun 2014 lebih tinggi 3,9 persen dari pada angka rata-rat dunia, dan juga lebih tinggi dari pada perekonomian maju atau negara-negara emerging market. Di satu bidang lainnya, tingkat kontribusi Tiongkok kepada ekonomi dunia cenderung meningkat, menurut perkiraan Badan Moneter Internasional (IMF), berdasarkan perhitungan daya pembelian, kontribui ekonomi Tiongkok kepada ekonomi dunia tercatat sekitar 27,8 persen, menempati urutan pertama di dunia.
Titik menonjol pun banyak muncul dalam pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Pertama adalah restrukturisasi industri. Dibandingkan dengan industri tradisional, industri jasa bertumbuh pesat, proporsi industri ke-3 dalam Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat 51,4 persen. Kedua, lingkungan investasi diperbaiki terus. Investasi infrastruktur terus berfungsi sebagai "alat penstabil" bagi ekononmi Tiongkok, projek-projek investasi infrastruktur yang melibatkan renovasi rumah sederhana, pembangunan jalan kereta api, lapangan terbang tetap akan memainkan peran utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada beberapa bulan ke depan. Ketiga, konsumsi tetap naik stabil sementara terus dioptimalkan.
Tampaknya, menurut aspek fundamental beberapa bulan ke depan, ekonomi Tiongkok tetap akan bertumbuh secara melamban tapi stabil, dengan kecenderungan yang baik.