2015 akan berakhir, data ekonomi makro Tiongkok pada triwulan ke-4 Tiongkok sedang dikumpulkan, bagaimana kondisi ekonomi Tiongkok pada 2015 dan apa arah perkembangnyanya pada 2016, sedang dicermati seluruh dunia.
Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang baru-baru ini menerbitkan artikel yang berjudul "Gambar Biru Ekonomi Tiongkok" dalam majalah "Ekonom" Inggris, artikel itu dengan utama memaparkan arah perkembangan ekonomi Tiongkok pada 2016. Mengenai artikel itu, Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan, artikel itu telah memberikannya kesanan yang mendalam.
Artikel itu terdiri dari 4 bagian.
Pertama, mengenai arah perkembangan ekonomi Tiongkok. Li Keqiang berpendapat, pemaduan antara reformasi, keterbukaan dan kerja sama internasional merupakan faktor inti untuk mendorong pertumbuhan Tiongkok. Pada 2016, tiga faktor itu akan terus diprioritaskan dalam kebijakan ekonomi Tiongkok.
Kedua, apa yang menjadi daya pendorong bagi pertumbuhan ekonomi? menurut teori tradisionalnya, investasi, ekspor dan konsumsi adalah tiga penyebab utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, namun agregat ekonomi saat ini telah melampaui US$ 10 triliun, maka investasi dan ekspor sudah tidak mungkin mendorong pertumbuhan ekonomi dalam skala besar.
Jawaban Perdana Menteri Tiongkok adalah "mendorong reformasi restrukturisasi". Intinya adalah "pendorongan melalui inovatif" dan "pendorongan melalui konsumsi". Maka Tiongkok akan dengan besar-besaran mendorong reformasi market.
Ketiga, masalah urgen apa yang perlu ditangani di Tiongkok?. Jawabannya adalah, masalah yang dihadapi Tiongkok adalah sisi pemasokan tapi bukan sisi permintaan. Maka kebijakan ekonomi Tiongkok ke depan harus menjadikan sisi pemasokan sebagai arah reformasinya.
Keempat, bagaiman menangani baik masalah tersebut? "resep dokter" yang diberi PM Tingkok adalah peningkatan daya kompetisi industri tradisional, mendorong eskalasi proudk "Made in China". Li Keqiang berpendapat, inovasi industri yang terdiri dari "internet, inovasi, kreasi dan manufaktor Tiongkok 2025" akan mendatangkan "revolusi industri baru" di Tiongkok.