Konferensi Perubahan Iklim Paris hari Sabtu lalu (05/12) telah menyerahkan draft final persetujuan iklim Paris, sebagai dokumen mendasar untuk dibahas para menteri berbagai negara pada minggu ini.
Konferensi kali ini akan ditutup satu minggu lagi, hanya dengan sikap konstruktif berbagai pihak untuk mengikuti negiosiasi baru bisa dengan maksimal memperbesar persamaan sementara memperkecil perselisihan, demi mencapai sebuah persetujuan yang menyeluruh, seimbang dan kuat, sehingga merealisasi pembangunan global yang rendah karbon dan hijau.
Draft itu menetapkan struktur dan isi utama dalam persetujuan iklim Paris yang terdiri dari 26 bidang, termasuk pengurangan, kelayakan, kerugian, kerusakan, dana, teknik dan lain sebagainya. Dibandingkan dan versi yang sebelumnya, draft kai ini lebih lengkap dan jelas. Perundingan perdana Tiongkok untuk konferensi perubahan iklim Zhou Wei berpendapat, rencana draft ini merupakan dasar kukuh bagi perundingan tingkat menteri pada minggu ini.
Namun dilihat dari isi draft itu, masih terdapat sejumlah perselisihan antara berbagai pihak mengenai beberapa masalah inti seperti prinsip "tanggungjawab bersama tapi berbeda" serta dukungan dana pasca 2020. Selain itu berbagai pihak pun gagal mewujudkan rancangan kompromi mengenai target pengurangan emisi, jadwal kontribusi serta sistem jaminan di negara masing-masing.
Masalah dana dianggap sebagai masalah terbesar yang baru dapat terselesaikan di akhir konferensi. Pada 2009, negara-negara maju berkomitmen akan memberikan dana bantuan sebesar US$ 100 miliar kepada negara-negara berkembang. Dalam perundingan Paris baru-baru ini, negara-negara berkembang meminta negara-negara maju terus memberikan dana bantuan pasca 2020, dengan patokan senilai US$ 100 miliar.
Akan tetapi negara-negara maju tidak ingin komitmen mengenai dana bantuan dengan nilai jelas dan konkret dan hanya berkata secara samar-samar saja, negara-negara maju berharap negara-negara berkembang bisa memikul tanggungjawab yang lebih besar.
Mulai hari ini, perundingan konferensi perubahan iklim Paris akan memasuki tahap ke-2, yang di mana akan dilanjutkan oleh pejabat tingkat menteri berbagai negara, kemudian melakukan keputusan mengenai sejumlah topik politik dalam persetujuan itu. Analis berpendapat, karena berbagai negara tidak memberikan konsesi hakikat mengenai sejumlah masalah krusial dalam perundingan tahap pertama, sehingga tekanan pada perundingan tahap ke-2 itu tampak cukup besar.
Wakil Khusus Tiongkok untuk urusan perubahan iklim Xie Zhenhua mengatakan, perubahan iklim merupakan tantangan bersama yang dihadapi seluruh dunia, dunia harus bergantengan tangan untuk menghadapi masalah tersebut. Dia menyerukan berbagai negara untuk mendorong perundingan ini dengan sikap konstruktif, menganjurkan usulan positif untuk menghilangkan perselisihan, selekasnya memecahkan beberapa masalah utama.