PBB kemarin (10/12) mengumumkan laporan Situasi dan Prospek Ekonomi Dunia 2016. Laporan ini mengatakan, meskipun ekonomi dunia menghadapi lima kesulitan antara lain ketidakpastian ekonomi makro serta anjloknya harga sebagian besar komoditi, namun tetap optimis akan pulih pada tahun depan dan 2017.
Dalam laporan ini, Prediksi pertumbuhan ekonomi dunia 2016 telah diturunkan sebesar 0,4 persen dari prediksi pertumbuhan ekonomi 2015. Laporan tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2015 adalah 2,4 persen, di antaranya pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 6,8 persen.
Laporan ini mengatakan, dipengaruhi oleh lesunya harga komoditi dan goncangan pasar moneter, laju pertumbuhan masyarakat ekonomi mencapai titik terendah sejak krisis moneter internasional 2008.
Laporan ini memprediksikan, ekonomi dunia tetap menghadapi kesulitan di lima bidang, antara lain keberlanjutan ketidakpastian ekonomi makro, turunnya harga komoditi utama, lesunya perdagangan, fluktuasi nilai tukar dan aliran modal yang semakin hebat, stagnanisasi pertumbuhan produksi investasi serta kecenderungan pecahnya moneter dan kegiatan riil. Akan tetapi, laporan ini berpendapat, mendapatkan pengaruh positif dari kebijakan keuangan dan mata uang yang lebih terkoordinasi, ekonomi pada tahun 2016 dan 2017 akan mengalami perbaikan, diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi dunia pada 2016 sebesar 2,9 persen dan 3,2 persen pada 2017. Diperkirakan, perekonomian negara maju akan mengalami perbaikan paling signifikan, laju pertumbuhan ekonomi pada 2016 akan menembus angka 2 persen untuk pertama kalinya sejak 2010.
Direktur Pusat Pengawasan Ekonomi Global PBB Hamid Rashid mengatakan, naiknya kembali harga komoditi utama akan mendorong perbaikan ekonomi global.
Laporan ini menunjukkan, harga komoditi utama internasional menurun 20% dibandingkan tahun 2014, harga minyak turun mendekati 60%, angka inflasi global paling rendah sejak 2009. Pada tahun 2014, emisi karbon yang berkaitan dengan energi bahkan mengalami pertumbuhan nol,yang merupakan kali kedua dalam kurun waktu 20 tahun.
Mengenai masalah kebijakan mata uang global yang menjadi perhatian umum, Hamid Rashid menyatakan yakin bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada bulan ini.
Seiring dengan membaiknya data ekonomi makro AS, Federal Reserve telah memberi sinyal jelas akan menaikkan suku bunga pada tahun ini.