Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi kemarin (24/12) mengadakan pembicaraan dengan Wakil Presiden yang juga Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem yang sedang berkunjung ke Tiongkok. Wang Yi menyatakan, krisis Suriah kini sedang berada pada tahap kunci, resolusi nomor 2254 yang baru diluluskan Dewan Keamanan PBB dapat menambahkan daya dorong baru bagi penyelesaian krisis Suriah melalui jalur politik, pemerintah Suriah dan pihak oposisi diharapkan dapat secepatnya menghidupkan perundingan dengan dikoordinasi oleh pihak PBB.
Pembicaraan kemarin berlangsung hampir 2 jam. Setelah itu, Wang Yi dan Walid Muallem bersama-sama memperkenalkan hasil pembicaraan kepada wartawan. Wang Yi menyatakan, kedua pihak telah mencapai kesepahaman penting yaitu masalah Suriah hendaknya diselesaikan melalui pendekatan politik, masa depan Suriah diputuskan oleh rakyat Suriah, dan mengusahakan agar PBB memainkan peranan utama dalam menengahi masalah itu.
Pada tanggal 18 bulan ini, Dewan Keamanan PBB telah dengan sepakat meluluskan resolusi nomor 2254 mengenai proses politik Suriah, dan berupaya menghidupkan perundingan damai resmi antar para golongan Suriah yang ditengahi oleh PBB pada awal tahun depan. Wang Yi mengakui resolusi nomor 2254 telah dengan sepenuhnya memperlihatkan kesepahaman kedua pihak dan sesuai dengan kepentingan negara dan rakyat Suriah.
Wang Yi menyatakan, Tiongkok sebagai negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB selalu berpegang pada pendirian yang objektif dan adil, selalu membujuk rekonsiliasi dan mendorong perundingan damai. Tiongkok telah beberapa kali menyediakan bantuan kemanusiaan kepada negara-negara terkait termasuk Suriah. Kali ini, Tiongkok menyediakan bantuan kemanusiaan senilai 40 juta yuan RMB, dan ke depannya akan sedapat mungkin menyediakan bantuan berdasarkan kebutuhan Suriah.
Walid Muallem menyatakan terima kasih kepada Tiongkok atas bantuan tanpa pamrih Tiongkok kepada rakyat Suriah. Dinyatakannya, Suriah sebagai anggota PBB berkewajiban melaksanakan resolusi nomor 2254 Dewan Keamanan PBB. Ia juga menekankan, pemberantasan terorisme sangat penting bagi kemajuan proses politik krisis Suriah.
Walid Muallem menyatakan, setelah pihak oposisi Suriah menentukan daftar nama, pihak pemerintah Suriah bersedia segera berangkat ke Jenewa untuk menghadiri dialog dengan pihak oposisi. Pemerintah Suriah mengharapkan dialog itu dapat mencapai sukses sehingga mendorong pembentukan pemerintah kesepahaman bangsa dan majelis konstituante, serta menetapkan hukum pemilihan yang baru, dalam rangka mengadakan pemilihan umum nasional dalam 18 bulan.
Mengenai peranan pihak Tiongkok dalam krisis Suriah dan sikap Tiongkok mengenai masalah turun atau tidaknya presiden Suriah Bassar Asad dari kursi jabatan, Wang Yi menekankan, "Masa depan Suriah, sistem negara Suriah termasuk pemimpin Suriah seharusnya dipilih dan diputuskan oleh rakyat Suriah. Pendirian itu sesuai dengan semangat Piagam PBB dan juga sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang baru diluluskan. Tiongkok mengusulkan agar masyarakat internasional menyoroti dan memperhatikan masalah yang paling mendesak bagi rakyat Suriah yaitu penghentian perang, pemulihan kembali perdamaian dan menciptakan kembali kehidupan yang tenang. Masyarakat internasional hendaknya melakukan upaya untuk menanggapi harapan rakyat Suriah tersebut.