Belakangan ini, AS sering bertindak pada masalah Laut Tiongkok Selatan, dan semuanya dengan "bendera" yang sama, yaitu "kebebaasn navigasi". Pada Oktober tahun lalu, AS mengirim kapal Larsen memasuki perairan di sekitar pulau-pulau terkait kepulauan Nansha Tiongkok, pada Desember lalu, dua pesawat pembom strategis B-52 AS sembarangan memasuki udara terirorial Tiongkok di dekat pulau-pulau di sekitar kepulauan Nansha Tiongkok, dan menyebut itu adalah "salah masuk" setelah peristiwa tersebut.
Biarpun dengan terang-terangan "mengintrus" atau "salah masuk", tujuan sebenarnya AS ialah meningkatkan keberadaan militer di kawasan Laut Tiongkok Selatan, dan dengan semau-maunya memprovokasi hak dan kepentingan wilayah dan maritim negara lain.
"Kebebasan navigasi" yang dinamakan AS itu sejak dulu sudah ada, rencana ini diajukan dan dilaksanakan puluhan tahun ini telah mencerminkan sifat tindakan ini ialah memelihara hegemoni maritim AS, agar memprovokasi kedaulatan negar lain dan kepentingan publik internasional bertolak dari egoistisnya.
Tindakan pemerintah AS tersebut dimulai pada tahun 1979 dengan rencana "kebebasan navigasi" pemerintah Carter pada waktu itu, dan "diwarisi dan diperkembangkan" berbagai pemerintah AS selanjutnya. Menurut bahan sejarah AS, Presiden AS waktu itu, Jimmy Carter dalam pengumuman mengenai tindakan "kebebasan navigasi" menegaskan: "berkenaan dengan kedudukan menonjol AS dalam urusan internasional, AS tak dapat tidak dengan aktif bertindak untuk melindungi haknya dierosi oleh negara-negara pantai secara ilegal."
Apa maksudnya "kedudukan menonjol" maritim AS? Tentulah keunggulan kekuatan militer maritim. Deklarasi Aksi Bebas Navigasi AS yang dikeluarkan pada 36 tahun yang lalu ini mencerminkan titik tolak fundamentalnya rencana tersebut ialah memelihara kedudukan hegemoni maritim AS di seluruh dunia.
Sebenarnya, deklarasi tersebut dengan sengaja memburamkan perbedaan di antara navigasi komersial dan kegiatan militer. Sepesrti suatu dokumen pemerintah Mantan Presiden AS, George Herbert Bush, bahwa tujuan rencana "kebebasan navigasi" ialah "memelihara manuver kekuatan militer AS dihilangkan blokir di seluruh dunia."