Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menyampaikan pidato yang berjudul: Tiongkok Yang Berkembang dan Diplomasi Tiongkok di lembaga survei Center for Strategic & International Studies (CSIS), Amerika Serikat (AS). Dalam pidatonya Wang Yi telah memaparkan lima tugas pokok diplomatik Tiongkok serta hubungan Tiongkok dan AS.
Wang Yi mengatakan, asas tujuan diplomasi Tiongkok adalah menyediakan lingkungan eksternal yang kondusif, stabil dan bersahabat bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan berlandaskan hasil-hasil yang sudah ada, diplomasi Tiongkok terus membuka situasi baru, dengan aktif memelihara kepentingan nasional, memikul kewajiban internasional semestinya, dan melakukan kerja sama bersahabat dengan mancanegara di dunia. Saat ini dan untuk suatu masa ke depan, diplomasi Tiongkok akan memikul lima tugas pokok.
Tugas pertama ialah, diplomasi Tiongkok akan berusaha membantu semakin banyak negara dan masyarakat untuk menyadari dan mengerti sistem sosial dan jalan pembangunan pilihan rakyat Tiongkok. Kami yakin, Tiongkok pasti akan mendapat lebih banyak pengertian dan dukungan di dunia seiring dengan peningkatan upaya diplomatik.
Kedua, diplomasi Tiongkok bertugas memelihara ketertiban dan sistem internasional yang terbentuk pasca Perang Dunia II. Tiongkok bertekad memelihara sistem internasional dengan PBB sebagai inti sarinya serta patokan hukum internasional dengan Piagam PBB sebagai asas tujuannya, memelihara sistem perdagangan dunia yang bebas dan terbuka, dan menyempurnakan sistem moneter internasional yang berlaku saat ini. Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang didirikan atas prakarsa Tiongkok menjalankan politik terbuka, merupakan pelengkap dan bukan pengganti bagi sistem moneter dunia.
Ketiga, diplomasi akan berusaha semaksimal untuk melayani pembangunan dirinya sendiri Tiongkok. Salah satu tugas terpenting bagi Tiongkok dewasa ini adalah pelaksanaan strategi "satu sabuk satu jalan" bersama dengan negara-negara lainnya. Tujuannya adalah untuk mewujudkan target saling menguntungkan atau menang bersama melalui peningkatan konektivitas, kerja sama di bidang kapasitas produksi dan hubungan antar masyarakat.
Keempat, diplomasi bertugas membela kepentingan Tiongkok yang semakin meningkat di luar negeri. Saat ini semakin banyak warga dan perusahaan Tiongkok telah mengayunkan langkah ke luar negeri. Pemerintah Tiongkok harus meningkatkan kemampuannya untuk membela kepentingannya di luar negeri sebagai tanggapan positif atas harapan rakyat.
Kelima, diplomasi Tiongkok akan bersikap lebih aktif untuk berpartisipasi dalam penyelesaian masalah titik panas internasional dan regional. Tiongkok tengah semakin meningkatkan partisipasinya dalam penyelesaian masalah nuklir Iran, masalah-masalah Suriah, Sudan Selatan dan Afghanistan. Dalam masalah nuklir Semenanjung Korea, Tiongkok dengan tegas menganjurkan denuklirisasi di Semenanjung Korea. Tiongkok menganjurkan Semenanjung Korea harus bebas dari perang dan kerusuhan, dan denuklirisasi harus diwujudkan melalui perundingan. Wang Yi mengatakan, saat ini situasi di kawasan Laut Tiongkok Selatan pada pokoknya dalam kondisi stabil. Pelayaran aman dan bebas di kawasan itu tidak pernah terdampak. Tiongkok berpegang teguh pada penyelesaian perselisihan melalui dialog dan perundingan. Ini adalah salah satu faktor terpenting bagi stabilitas kawasan Laut Tiongkok Selatan.
Mengenai hubungan Tiongkok dan AS, Wang Yi mengatakan, sebagai negara berkembang terbesar dan negara maju terbesar di dunia, hubungan baik antara kedua negara akan memberikan manfaat bagi Tiongkok maupun AS, bahkan seluruh dunia. Tiongkok dan AS memiliki lebih banyak kepentingan bersama daripada perselisihan. Kedua pihak hendaknya meningkatkan komunikasi strategis untuk menghapuskan kekhawatiran strategis, serta meningkatkan kerja sama dan kepercayaan strategis.