Arah perkembangan kebijakan luar negeri Tiongkok merupakan titik panas yang diperhatikan oleh wartawan dalam dan luar negeri selama penyelenggaraan sidang Kongres Rakyat Nasional (KRN) dan sidang Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat (MPPR). Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi dalam jumpa pers hari Selasa (8/3) telah menjawab 19 pertanyaan dari wartawan dalam dan luar negeri, 6 pertanyaan di antaranya berkaitan dengan ASEAN dan negara-negara ASEAN, sedangkan 2 pertanyaan diajukan oleh wartawan dari negara-negara ASEAN. Hal itu menunjukkan bahwa status ASEAN sangat penting dalam konfigurasi diplomatik Tiongkok.
Wang Yi dalam jumpa pers hari Selasa telah masing-masing menjawab pertanyaan dari wartawan harian Lianhe Zaobao Singapura dan harian "Khmer Daily" Kamboja terkait kerja sama antara Tiongkok dan ASEAN, kerja sama antara Sungai Lancang dan Sungai Mekong serta perkembangan hubungan antara Tiongkok dan Myanmar, pertanyaan juga berkaitan dengan tujuan pembangunan di pulau dan karang Laut Tiongkok Selatan, dan bagaimana Tiongkok menanggapi kasus arbitrase Laut Tiongkok Selatan yang diajukan oleh Filipina, bahkan terkait masalah-masalah apakah proposal Tiongkok mengenai "satu sabuk satu jalan" bertujuan untuk melakukan ekspansi ke luar negeri, apakah Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) bertujuan untuk membina kembali tata tertib internasional. Penjelasan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mencerminkan perhatian Tiongkok terhadap negara dan rakyat ASEAN.
Wang Yi menyatakan, Tiongkok berkeinginan untuk menjadikan ASEAN sebagai mitra prioritas dalam pembangunan "satu sabuk satu jalan", mitra kerja sama dalam perdagangan bebas luar negeri, regional dan laut. Mempercepat pembangunan jalan kereta api Tiongko-Laos, jalan kereta api Tiongkok-Thailand dan jalan kereta cepat Jakarta-Bandung, dengan aktif mendorong pembangunan jaringan jalan kereta api Pan Asia, agar pertukaran antara rakyat Tiongkok dan rakyat berbagai negara ASEAN menjadi lebih erat, membentuk zona perdagangan bebas versi eskalasi, dalam rangka membawa lebih banyak manfaat kepada perusahaan dan rakyat kedua pihak, pertemuan perdana pemimpin mengenai kerja sama Sungai Lancang dan Sungai Mekong yang akan digelar di Provinsi Hainan Tiongkok pada akhir bulan ini akan mendorong perkembangan seimbang ASEAN. Mengenai kerja sama maritim, Tiongkok jauh dulu sudah mendirikan dana kerja sama maritim Tiongkok-ASEAN yang akan digunakan di bidang-bidang ekonomi maritim, pelestarian lingkungan maritim dan keamanan di laut.
Yang patut diperhatikan ialah, Wang Yi menyatakan, Tiongkok juga bersedia menjajaki mekanisme kerja sama negara-negara pantai di Laut Tiongkok Selatan, bersama-sama membangun dan memelihara kampung halaman bersama. Wang Yi menyatakan pula, dengan upaya bersama Tiongkok dan negara-negara di kawasannya, Laut Tiongkok Selatan kini menjadi salah satu jalur pelayaran yang bebas dan aman di dunia. Tiongkok berkemampuan sepenuhnya dan berkeyakinan untuk bersama dengan negara-negara ASEAN menjamin sepenuhnya situasi perdamaian dan perkembangan di Laut Tiongkok Selatan. Negara-negara di luar kawasan jangan campur tangan dalam urusan yang tidak berkaitan dengan diri sendiri, sedangkan negara-negara ASEAN juga perlu berkeyakinan untuk menyelesaikan masalah bersama dengan Tiongkok. Wang Yi mengatakan, Tiongkok dan ASEAN dengan aktif mendorong konsultasi "Patokan Aksi di Laut Tiongkok Selatan", kini sudah memasuki tahap baru untuk membicarakan masalah yang penting dan rumit.
Mengenai kasus arbitrase yang diajukan sepihak oleh Filipina, Wang Yi menyatakan, jauh pada tahun 2006, pemerintah Tiongkok sudah mengeluarkan pernyataan sesuai dengan "Konvensi Hukum Maritim PBB", tindakan Tiongkok yang tidak menerima kasus arbitrase sesuai dengan kovensi tersebut. Hal itu memperlihatkan tekad tegas pihak Tiongkok untuk memelihara kedaulatan wilayah.
Mengenai pertanyaan terkait proposal didirikannya Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang bertujuan untuk mengubah tata tertib internasional yang diajukan oleh wartawan harian Lianhe Zaobao Singapura, Wang Yi mengatakan, Tiongkok berupaya memainkan peranan yang lebih besar dalam tata tertib internasional dan sistem terkait yang berlaku sekarang, pendirian AIIB bertujuan untuk menyempurnakan dan mengisi sistem moneter sekarang. Wang Yi memperkenalkan pula perkembangan dalam pembangunan "satu sabuk satu jalan", di antaranya termasuk pembangunan jalan kereta cepat Jakarta-Bandung serta jaringan jalan kereta api Pan Asia, seperti jalan kereta api Tiongkok-Laos dan jalan kereta api Tiongkok Thailand. Wang Yi menyatakan bahwa hal itu bukanlah ekspansionisme, melainkan keterbukaan.