Kasus arbitrase LTS yang diajukan secara sepihak oleh Filipina akan diumumkan hasilnya pada 12 Juli mendatang. Mengenai Presiden terpilih Filipina yang bersedia mengadakan dialog dengan Tiongkok setelah pengumuman hasil tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hong Lei baru-baru ini dalam jumpa pers rutin mengatakan, apapun putusan yang diambil oleh Pengadilan Arbitrase, pihak Tiongkok tidak akan menerima dan tidak akan mengakuinya, selain itu, pihak Tiongkok juga tidak menerima pendirian dan tindakan negara manapun yang didasarkan pada putusan arbitrase tersebut. Tiongkok berharap pemerintah baru Filipina dapat bekerja sama dengan Tiongkok, meninggalkan tindakan keliru pemerintah sebelumnya, dan kembali ke jalan perundingan yang tepat dengan Tiongkok.
Beberapa hari ini, latihan militer AL Tiongkok di perairan sekitar kepulauan Xisha LTS menarik perhatian luas dunia luar. Menurut pengumuman Badan Administrasi Keselamatan Maritim Tiongkok sebelumnya kepada dunia luar, latihan militer akan berlangsung hingga 11 Juli mendatang, sedangkan keputusan terakhir Kasus Arbitrase LTS dijadwalkan pada 12 Juli. Jubir Kementerian Luar Negeri Vietnam sebelumnya menyatakan, latihan militer Tiongkok di LTS telah mengagresi kedaulatan Vietnam, dan menuntut pihak Tiongkok menghentikan latihan militer. Mengenai hal itu, jubir Kemlu Tiongkok Hong Lei mengatakan, latihan terkait adalah latihan rutin AL Tiongkok menurut rencana tahunan, dan merupakan masalah dalam lingkup kedaulatan Tiongkok, tidak ditujukan pada negara tertentu.
"Kepulauan Xisha adalah wilayah tetap Tiongkok, tidak terdapat perselisihan di sana. Misalnya pada Juli 2015, Tiongkok mengadakan latihan militer di LTS di bawah lingkungan elektromagnetik, saat itu Tiongkok mengerahkan lebih dari 100 unit kapal dan puluhan unit pesawat terbang, juga mengerahkan pasukan roket strategis dan pasukan pendukung strategis lainnya. Pada tahun 2013 dan 2014, Tiongkok juga pernah mengadakan latihan militer di LTS. Direktur Komisi Pakar Informatika AL Tiongkok, Mayor Jenderal Yin Zhuoshao menunjukkan, melalui latihan militer tersebut, Tiongkok ingin mempertunjukkan kepada dunia luar bahwa Tiongkok mempunyai kemampuan untuk memelihara hak dan kepentingan maritim.
Negara-negara di luar kawasan ini sebaiknya lebih banyak melakukan tindakan yang bermanfaat bagi perdamaian dan kestabilan di kawasan. Dialog Masalah LTS Sarjana Tiongkok-AS yang diadakan Yayasan Perdamaian Internasional Carnegie di Washington D.C juga memaparkan kesepahaman serupa. Para sarjana peserta dialog berpendapat, Filipina secara sepihak mengajukan kasus arbitrase LTS, ini didasari oleh tuduhan ilegal, dan di belakangnya tersembunyi niat politik yang tidak baik. Tiongkok memiliki alasan penuh untuk tidak berpartisipasi dan tidak menerima arbitrase. Pakar terkait masalah LTS sebaiknya berupaya bersama untuk menurunkan suhu situasi, Tiongkok dan AS juga sebaiknya mengontrol perselisihan dan mencegah kerusakan terhadap situasi menyeluruh hubungan Tiongkok-AS.