KTT Hangzhou G-20 mengangkat tema "Innovative, Invigorated, Interconnected and Inclusive Global Economy".
Dilihat dari keadaan sekarang ekonomi negara-negara G-20, tenaga pendorong pertumbuhan lanjutan AS kurang kuat; permintaan intern negara-negara Uni Eropa lemah, tingkat penganggurannya relatif tinggi dan hutang membubung tinggi; ekonomi Jepang pada triwulan pertam tahun ini hanya naik 0,1 persen dibandingkan masa sama tahun lalu dan ini menunjukkan bahwa ilmu ekonomi Abe yang bernada ekspansi keuangan dan pelonggaran mata uang itu gagal; situasi ekonomi new-emerging juga sulit menunjang pertumbuhan ekonomi global seperti pada masa awalnya dan pendapatan Rusia, Brasil dan Arab Saudi juga menurun tajam karena anjloknya harga komodoti partai besar dan ekonominya macet. Profesor Ding Chun dari Institut Ekonomi Universitas Fudan berpendapat, ekonomi global kini memasuki situasi baru lesunya rehabilitasi dan ini selain ada sebab struktural juga ada sebab periodik.
Berkenaan ini, KTT G-20 Hangzhou mengemukakan empat kata kunci yaitu "Innovative. Invigorated, Interconnected dan Inclusive". Menurut hemat Kepala Eksekutif Balai Riset Keuangan Chongyang Universitas Renmin Tiongkok Wang Wen, empat "I" itu merupakan resep yang diberikan Tiongkok demi rehabilitasi ekonomi dunia karena ini merupakan tanggapan terhadap empat kesulitan macetnyta ekonomi global.
Karena terdapat perpecah-belahan dan diferensiasi, maka dibutuhkan penutupan dan koordinasi. Seiring dengan beralihnya G-20 dari mekanisme menanggapi krisis ke mekanisme pembenahan jangka panjang, tema titik berat KTT Hangzhou juga menonjolkan fungsi koordinatifnya. Lebih-lebih jarus dikoordinasikan kebijakan ekonomi makro antar berbagai ekonomi utama. Perisit Chen Fengying dari Kantor Riset Ekonomi Dunia Institut Penelitian Hubungan Internasional Modern Tiongkok mengatakan, perselisihan pada kebijakan ekonomi makro memanifestasikan berbedanya masalah yang dihadapi berbagai ekonomi.
Menghadapi diferensiasi tersebut, bagaimana memungkinkan ekonomi global memperoleh tenaga pendorong pertumbuhan yang baru? Ding Chun berpendapat, melalui KTT G-20 sebagai platform pembenahan global diadakan pembahasan, penjajakan dan koordinasi mengenai masalah-masalah itu, dan inilah cara yang tepat.
Dalam 10 kali KTT G-20 dari tahun 2008 hingga 2015, pekerjaannya mulai dari menanggapi krisis sampai dikemukakannya "kerangka pertumbuhyan yang kencang, kontinu dan seimbang", diajukannya "strategi pertumbuhan yang komprehensif" dan tahun ini ditingkatkan menjadi pelaksanaan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.Ini tidak saja merupakan kecenderungan perkembangan ekonomi global dan pembenahan global, juga memanifestasikan konsep maju pihak Tiongkok dalam perkembangan ekonomi. Chen Fengying menunjukkan, kerangka kebijakan G-20 memiliki kesamaan tinggi dengan Repelita ke-13 Tiongkok.