KTT G20 akan diselenggarakan di Hangzhou, Tiongkok pada 4 hingga 5 September 2016. Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan hadir dan mengadakan pertemuan dengan sejumlah pemimpin negara G20.
Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia, Soegeng Rahardjo menilai penyelenggaraan KTT kali ini sangat tepat, di saat perekonomian dunia sedang mengalami penurunan, terlebih lagi KTT kali ini mengusung tema " Menuju Ekonomi Dunia yang Inovatif, Dinamis, Interkonektif dan Inklusif".
"Harapan Indonesia adalah G20 dapat mengeluarkan sebuah kesepakatan bersama agar pertumbuhan ekonomi dunia tetap terjaga dengan baik, hal ini akan membawa sebuah harapan yang cerah terhadap perekonomian dunia ke depan," kata Dubes Soegeng Rahardjo dalam wawancara khusus dengan CRI baru-baru ini.
Ia menyatakan Indonesia selalu mendukung dan mendorong upaya-upaya yang sesuai dengan tema inklusifitas dari sebuah pembangunan ekonomi. Dalam hal ini, lanjutnya, Indonesia akan mendorong integrasi usaha kecil dan menengah (UKM) ke dalam Global Value Chains, sehingga seluruh UKM di negara-negara berkembang dapat betul-betul menikmati pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi.
"Sekarang tugas kita dari G20 adalah bagaimana menjembatani UKM yang ada di berbagai negara ini dapat bekerja sama dengan Multi National Corporation" kata Dubes Soegeng.
Selain itu, Dubes Soegeng menilai proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung merupakan salah satu wujud kerja sama kedua pihak di bidang konektivitas. Namun, katanya, Indonesia adalah negara pelabuhan, memerlukan infrastruktur konektivitas yang cukup baik, seperti pelabuhan. Ini akan menjadi satu kerja sama antara kedua negara ke depan yang perlu mendapat perhatian.
"Tiongkok adalah negara terbesar di Asia dengan kekuatan ekonomi di Asia, Indonesia sendiri sebagai negara terbesar di Asia tenggara dengan kekuatan ekonomi juga terbesar di Asia Tenggara. Apabila kita bekerja sama, apakah itu melalui "One Belt One Road" dengan Poros Maritim Dunia, dalam konektivitas maupun bidang lainnya seperti perdagangan dan lain sebagainya. Saya yakin kedua negara akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan di kawasan, yang nantinya juga berdampak pada pertumbuhan global. Oleh karena itu, saya memiliki persepsi atau prediksi, kerja sama dan hubungan kedua negara itu akan semakin baik", tutup Dubes Soegeng.
G20 mewakili dua pertiga populasi dunia, memproduksi 85 persen produk domestik bruto (PDB) dunia dan menguasai 75 persen perdagangan dunia. Indonesia sendiri telah menjadi anggota G20 sejak 2009 dan tidak pernah absen mengikuti forum tahunan tersebut.