Dilatarbelakangi pertumbuhan ekonomi dunia yang melesu, Profesor Khairy Tourk dari Institut Teknologi Illinois (IIT) mengatakan, KTT G20 Hangzhou akan memberikan pikiran dan arah pembangunan yang baru kepada dunia, sekaligus memberikan pengalaman dan kesempatan yang berharga kepada negara-negara berkembang.
Dalam wawancaran eksklusif dengan CRI, Profesor Tourk menyatakan bahwa pembukaan KTT G20 Hangzhou adalah satu hal yang sangat penting. Dikatakannya, ekonomi dunia sedang berada pada sebuah saat yang krusial, menurut Prediksi Terbaru Prospek Ekonomi Dunia yang dipublikasikan Badan Moneter Internasional (IMF) pada bulan Juli lalu, pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini dan tahun depan ditargetkan sebesar 3,1 persen dan 3,4 persen, masing-masing menurun 0,1 persen dari pada perkiraan pada bulan April.
Dia menunjukkan, krisis moneter pada tahun 2008 memberi pukulan besar terhadap ekonomi dunia, sejumlah kebijakan mata uang hanya mampu secara sementara membangkitkan ekonomi, rehabilitasi stabil ekonomi yang diharapkan para pembuat kebijakan itu belum terealisasi.
Di bawah latar belakang tersebut, reformasi sisi penawaran perlu segera dilakukan. Namun reformasi menyeluruh itu tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat, sukses atau tidaknya pun tergantung pada ketetapan hati pemerintah. Profesor itu mengatakan, seperti banyak ekonom yang lain, dirinya juga menaruh harapan besar pada reformasi ekonomi Tiongkok yang sedang dilaksanakan.
Profesor Tourk berpendapat, reformasi nilai tukar Renminbi boleh dikatakan cukup sukses, saat ini nilai tukar Renminbi telah dimasukkan dengan keranjang mata uang (SDR), dari pada yang sebelumnya hanya dikaitkan dengan dolar AS. Renminbi yang stabil adalah sebuah hal penting bagi kestabilan ekonomi dunia.
Profesor Tourk mengatakan, industrialisasi negara-negara berkembang akan dititikberatkan dalam diskusi KTT G20, pembangunan dan reformasi ekonomi Tiongkok bakal memberikan pengalaman dan peluang yang berharga kepada negara-negara berkembang yang lainnya.
Tentu saja, negara-negara berkembang masih menghadapi banyak tantangan, misalnya, nilai total perdagangan internasional menurun 1,5 persen dari pada satu tahun sebelumnya karena penurunan harga komoditas dan menguatnya dolar AS, beberapa negara maju cenderung menentang globalisasi, ditambah keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan perundingan Persetujuan Kemitraan Perdagangan dan Investasi Trans Atlantik mengalami kegagalan. Akan tetapi, Profesor Tourk yakin bahwa tema KTT G20 Hangzhou, yakni "Menuju Ekonomi Dunia yang Inovatif, Dinamis, Interkonektif dan Inklusif" pasti akan mendatangkan pikiran dan arah pembangunan yang baru kepada dunia.