Sebagai satu-satunya anggota G20 dari ASEAN, Indonesia selalu aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dunia. Menjelang pembukaan KTT G20 Hangzhou, Duta Besar Indoensia untuk Tiongkok Soegeng Rahardjo sempat menerima wawancara khusus dari China Radio Internasional (CRI). Dubes Soegeng menyatakan, saat ini dunia sedang menantikan "Konsep Tiongkok" .
Dubes Soegeng menunjukkan, saat ini pertumbuhan ekonomi dunia masih melesu, sebagai perekonomian terbesar kedua dan motor penggerak utama dalam perekonomian dunia, Tiongkok akan meluncurkan "Konsep Tiongkok" dalam KTT G20 Hangzhou. Soegeng mengatakan, KTT G20 Hangzhou yang bertemakan "Menuju Ekonomi Dunia yang Inovatif, Dinamis, Interkonektif dan Inklusif tidak hanya tepat pada waktunya, tapi juga merupakan proposal terbaik yang diajukan Tiongkok terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.
"Harapan Indonesia G2-0 dapat mengeluarkan satu kesepakatan bersama agar pertumbuhan ekonomi dunia itu tetap terjaga dengan baik, dan hanya melalui hal-hal yang inovatif, hal-hal yang inklusif di mana seluruh negara bisa menikmati hasil dari pertumbuhan itu sendiri, Kita harapkan, Keputusan dan pembahasan substansi yang akan diputuskan oleh pemimpin G20 itu betul-betul merupakan satu hal yang akan membawa kesejahteraan bagi umat manusia," kata Dubes Soegeng.
Sekarang ini, KTT G20 telah memindahkan fokus dari penanganan krisis ekonomi ke pembahasan dan pembuatan kebijakan ekonomi dunia. Sebagai negara berkembang, Indonesia dan Tiongkok memiliki konsep dan kepentingan yang sama dalam mekanisme G20, sehingga kedua negara ini hendaknya memainkan peranan dalam pembentukan tata ekonomi dunia.
"Prinsip kesetaraan ini sangat penting, khususnya dalam proses membentuk yang namanya norma-norma internasional yang berkaitan dengan hukum internasional, dalam rangka menerapkan prinsip good governance. Saya rasa Indonesia dan Tiongkok memiliki kepentingan yang sama, di mana kita bisa mengawal prosesnya dengan baik, sehingga seluruh negara bisa ikut dalam proses tersebut. Dan yang kedua, mengawasi bagaimana pelaksanaan yang dilakukan, sehingga dengan demikian siapapun memiliki andil atau peranan dalam menerapkan prinsip-priinsip good governance, tidak hanya pada international level, namun juga di dalam national level. Saya rasa Tiongkok dan Indonesia memiliki kepentingan yang sama untuk memperjuangkan hal ini," ujar Dubes
Pertemuan Menteri Perdagangan G20 yang ditutup pada bulan Juli lalu telah meluluskan Strategi Pertumbuhan Perdagangan Global G20 serta Prinsip Pedoman Investasi Global G20. Pertemuan tersebut secara jelas menentang proteksionisme dan mencapai kesepahaman untuk membantu Usaha Kecil dan Menengah di negara berkembang untuk berpartisipasi ke dalam mata rantai ekonomi global.
Mengenai hal itu, Dubes Soegeng mengatakan, " Sekarang tugasnya dari kita G20 adalah bagaimana menjembatani UKM yang ada di berbagai negara ini dapat bekerja sama dengan Multi National Coorporation, sehingga perekonomian dunia ke depan itu tidak saja mensejahterakan masyarakat tetapi memberikan kesempatan kepada UKM di berbagai negara di dunia ini. Ini mungkin satu hal yang paling penting, tidak ada artinya investasi dilakukan, tapi tidak memberikan kesempatan kepada local Company untuk berkembang, ini yang diinginkan Indonesia ke depan, karena itu Indonesia akan mengusung UKM untuk ikut berperan dalam memanfaatkan pasar internasional."
Selama beberapa tahun ini, Tiongkok dan Indonesia selalu memelihara kunjungan tingkat tinggi. Satu Sabuk Satu Jalan yang dikemukakan Presiden Xi Jinping memiliki banyak kesamaan dengan "Poros Maritim Dunia" yang diajukan Presiden Joko Widodo. Kedua negara telah melakukan kerja sama ekonomi di berbagai bidang, khusus Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang telah dimulai pembangunannya pada tahun ini.
"Saya yakin Tiongkok dan Indonesia, Tiongkok sendiri sebagai negara terbesar di Asia dengan kekuatan ekonomi di Asia, Indonesia sendiri sebagai negara terbesar di Asia tenggara dengan kekuatan ekonomi juga terbesar di Asia Tenggara. Apabila kita bekerja sama, apakah itu melalui "One Belt One Road" dengan Poros Maritim Dunia, dalam konektivitas maupun bidang lainnya seperti perdagangan dan lain sebagainya. Saya yakin kedua negara akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan di kawasan, yang nantinya juga berdampak pada pertumbuhan global. Itu saya yakin betul. Oleh karena itu, saya memiliki persepsi atau prediksi, kerja sama dan hubungan kedua negara itu akan semakin baik," tutup Duibes Soegeng.