Presiden Tiongkok Xi Jinping bersama dengan Presiden AS Barack Obama dan Sekjen PBB Ban Ki-moon kemarin (3/9) di Kota Hangzhou menghadiri upacara deposit surat ratifikasi Traktat Iklim Paris.
Xi Jinping dalam pidatonya menunjukkan, perubahan iklim berkaitan dengan kesejahteraan rakyat dan hari depan umat manusia. Traktat Iklim Paris telah menetapkan arah bagi kerja sama global pasca tahun 2020 untuk menanggapi perubahan iklim, menandakan terbentuknya sistem pembenahan iklim global yang menang bersama, adil dan rasional. Tiongkok telah memberi sumbangan penting bagi perubahan iklim. Tiongkok menganjurkan G20 untuk meluncurkan pernyataan ketua pertama mengenai perubahan iklim, terlebih dahulu menandatangani Traktat Iklim Paris. Penyerahan surat ratifikasi Tiongkok kepada PBB merupakan komitmen baru Tiongkok yang serius.
Xi Jinping menegaskan, Tiongkok adalah negara berkembang yang terbesar, sedangkan AS adalah negara maju yang terbesar, kedua negara telah mengadakan dialog dan kerja sama yang efektif di bidang perubahan iklim. Kedua negara bersama-sama menyerahkan surat hukum untuk bergabung dalam Traktat Iklim Paris, memperlihatkan tekad bersama menanggapi masalah global.
Sementara itu, Barack Obama dalam pidatonya menyatakan, ancaman perubahan iklim merupakan tantangan yang semakin serius yang dihadapi oleh manusia. Untuk menanggapi masalah perubahan iklim diperlukan upaya bersama komunitas internasional. AS dan Tiongkok telah memainkan peranan penting dalam upaya mendorong kerja sama internasional dan menyepakati Traktat Iklim Paris.
Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam pidatonya menyatakan, PBB menilai tinggi peranan pimpinan Tiongkok dan AS dalam menanggapi tantangan perubahan iklim. Traktat Iklim Paris yang berambisi akan menyediakan kerangka stabil yang baru perkembangan berkelanjutan, sekaligus menyediakan perlindungan aman kepada kampung halaman bersama.