3 tahun telah berlalu sejak Tiongkok mengajukan prakarsa "Satu Sabuk Satu Jalan". Selama 3 tahun ini, sejalan dengan direalisasinya sejumlah proyek simbolik, kemajuan dan hasil pembangunan "Satu Satu Satu Jalan" telah melampaui target semula. Pakar terkait menyatakan, Tiongkok dan negara-negara sepanjang jalur "Satu Sabuk Satu Jalan" telah mewujudkan kerja sama saling menguntungkan.
Pada September 2013, dalam pidatonya saat mengunjungi Kazakhstan, Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk pertama kali mengajukan usulan penting untuk bersama-sama membangun " Koridor Ekonomi Jalan sutera".
Satu bulan kemudian, dalam pidatonya di depan DPR Indonesia, Presiden Xi Jinping menyatakan kesediaan Tiongkok untuk meningkatkan kerja sama maritim dengan negara-negara ASEAN, demi bersama-sama membangun "Jalur Sutera Maritim Abad ke-21".
Strategi "Satu Sabuk Satu Jalan" melintasi benua Eropa-Asia dan mencakup populasi sebanyak 4,4 miliar, dengan total perekonomian senilai US$23 triliun, yang masing-masing mengambil proporsi sebesar 63 persen dan 29 persen di dunia. Analis berpendapat, strategi "Satu Sabuk Satu Jalan" tidak hanya adalah rancangan tingkat tertinggi Tiongkok mengenai sistem baru ekonomi terbuka dan politik ekonomi dengan luar negeri, tapi juga adalah "program Tiongkok" untuk mendorong kemenangan bersama di dunia.
Tak lama berselang, Wakil Sekjen PBB Wu Hongpo mengatakan, prakarsa "Satu Sabuk Satu Jalan" dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 memiliki visi dan prinsip mendasar yang mirip, keduanya akan bersama-sama memainkan peranan penting demi mewujudkan target pembangunan berkelanjutan PBB. Wakil Sekjen PBB menyatakan, semangat inti "Satu Sabuk Satu Jalan"adalah mendorong kemenangan bersama, pembangunan bersama, kemakmuran bersama, perdamaian, kerja sama, keterbukaan, inklusif, saling percaya dan saling pemahaman, hal-hal itu sesuai dengan nilai pokok agenda pembangunan berkelanjutan 2030.
Sekarang ini, lebih dari 100 negara dan organisasi internasional berpartisipasi dalam pembangunan "Satu Sabuk Satu Jalan", Tiongkok telah menandatangani persetujuan kerja sama "Satu Sabuk Satu Jalan" dengan lebih dari 30 negara dan telah melakukan kerja sama kapasitas produksi internasional dengan lebih dari 20 negara, yang diikutsertai oleh sejumlah organisasi internasional, termasuk PBB. Kerja sama moneter seperti AIIB dan Yayasan Jalur Sutera pun diperdalam lebih lanjut, sejumlah proyek simbolik yang berpengaruh juga direalisasi.
Sejauh ini, jumlah dana berbagai kerja sama kapasitas produksi multilateral telah melampaui US$ 100 miliar. Perusahaan Tiongkok telah membangun 46 zona kerja sama di negara-negara sepanjang jalur itu.
Wakil Direktur Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) untuk Bidang Moneter dan Perusahaan Andre Laboul berpendapat, dilatarbelakangi melesunya rehabilitasi ekonomi dunia, pembangunan "Satu Sabuk Satu Jalan" akan berperan penting bagi pembangunan ekonomi dunia.