Belakangan ini situasi di semenanjung Korea meruncing, Wang Yi mengatakan bahwa baik Korut, maupun AS dan Korea Selatan hendaknya menahan diri. Sebagai langkah pertama, Korut menangguhkan kegiatan rudal dan nuklir, sedangkan AS dan Korsel menghentikan sementara latihan militer skala besar, dengan demikian baru dapat melepaskan diri dari kesulitan dan membawa berbagai pihak kembali ke atas meja perundingan.
Sedangkan mengenai hubungan antara Tiongkok dan Korsel, Wang Yi mengatakan, AS dan Korea Selatan bersikeras menempatkan sistem pertahanan anti rudal THAAD di Korsel, ini adalah masalah terbesar yang mempengaruhi hubungan Tiongkok dan Korsel.
Dalam jumpa pers kali ini, Wang Yi juga menyimpulkan konsep diplomasi negara besar berciri khas Tiongkok. Ia mengatakan, hendaknya tidak membeda-bedakan negara menjadi dua kubu, yaitu negara yang memimpin dan negara yang dipimpin. Negara besar hendaknya memikul lebih banyak tanggung jawab karena mempunyai lebih banyak sumber daya dan kapasitas. Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Tiongkok bersedia melaksanakan kewajibannya demi menjaga perdamaian dan kestabilan dunia. Sebagai komunitas ekonomi terbesar kedua di dunia, Tiongkok bersedia memberi kontribusi yang semestinya demi mendorong pertumbuhan ekonomi dunia. Dan sebagai negara berkembang terbesar di dunia, Tiongkok juga bersedia memainkan peranan yang lebih besar untuk menjaga hak dan kepentingan negara-negara berkembang.
Tahun ini Tiongkok menjabat sebagai negara ketua bergilir BRICS, Wang Yi mengatakan, melalui mekanisme BRICS, Tiongkok akan mengadakan dialog dan memperluas lingkaran pertemanan dengan negara-negara berkembang lainnya agar kerja sama BRICS menjadi platform kerja sama Selatan-Selatan yang paling berpengaruh di dunia.