Menurut prediksi Bank Pembangunan Asia (ADB) pekan lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 akan mencapai 5,1`%, dan tahun depan akan meningkat sampai 5,3%. Sebelumnya Presiden Indonesia Joko Widodo telah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,6% pada tahun ini, dan 6,1% pada 2018. Baik prediksi ADB maupun target yang diinginkan Jokowi, ambisi ekonomi yang diperlihatkan Indonesia sebagai negara terbesar di ASEAN tengah menjadi sorotan umum.
Pada tahun lalu, dilatarbelakangi lesunya pasar global, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02%, menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi ketiga tercepat dalam G20.
Indonesia adalah komunitas ekonomi yang terbesar di Asia Tenggara. Pada tahun 2015, pemerintah Indonesia menyusun program pembangunan ekonomi tahun 2015 hingga 2019, dan mengeluarkan 14 paket kebijakan ekonomi. Menteri Koordinasi Ekonomi Indonesia Darmin Nasution menyebutkan, kini pendistribusian ulang semakin adil, pembangunan infrakstruktur dipercepat, lingkungan bisnis terus membaik, industrialisasi terus diperdalam dana kualitas pendidikan professional juga terus ditingkatkan, sehingga hasil yang dicapai dalam reformasi ekonomi Indonesia sedang menunjukkan hasil lebih lanjut.
Pada akhir tahun lalu, laporan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) menunjukkan, Indonesia menduduki urutan ketiga dalam daftar negara tujuan investasi langsung yang paling diincar, menyusul India dan Tiongkok.
Secara aktif memperbaiki lingkungan bisnis merupakan tugas penting bagi pemerintah Jokowi. Dalam sebuah laporan yang diumumkan Bank Dunia pada akhir Oktober tahun lalu, kemudahan berbisnis di Indonesia naik ke peringkat 91 dari sebelumnya 106 pada 2016. Bank Dunia menyebut, Indonesia merupakan salah satu dari 10 negara dengan tingkat kenaikan terbesar. Akan tetapi, pencapaian ini masih jauh dari target urutan ke-40 yang diinginkan Presiden Jokowi. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia pada 4 April lalu telah mencabut 23 peraturan menteri, karena sebagian besar peraturan dianggap menghambat penyerapan modal asing atau membatasi ekspor dan impor. Sementara itu, pemerintah juga menetapkan, kementerian hanya dapat mengeluarkan peraturan baru jika diizinkan oleh Presiden.
Bonus demografi adalah satu kekuatan lain untuk mendukung ambisi ekonomi Indonesia. Indonesia adalah negara populasi terbesar keempat di dunia, dengan jumlah 250 juta jiwa penduduk, di antaranya separuh dari populasi berusia di bawah 30 tahun, namun kini level pendidikan sumber daya manusia masih tertinggal. Karena itu, Presiden Jokowi mengatakan pemerintah Indonesia ingin memanfaatkan bonus demografi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia termasuk meningkatkan level pendidikan.
Ambisi Indonesia adalah hingga 2045, populasi Indonesia akan mencapai 309 juta jiwa, PDB mencapai 9,1 triliun dolar AS, dan pendapatan perkapita rata-rata 29 ribu dolar dolar AS, yang merupakan 10 kali lipat dari pendapatan perkapita Indonesia sekarang.