Thomas mengatakan, kini pemerintah Indonesia sedang merencanakan pemanfaatan inisiatif "sabuk dan jalan", dalam rangka membangun satu atau dua zone ekonomi komprehensif seperti "koridor ekonomi Tiongkok-Pakistan". Menarik investasi asing dan mendorong perkembangan ekonomi dengan melalui pembangunan dermaga, bandara, jalan tol, jalan kereta api, tenaga listrik dan transmisi serat optik serta infrastruktur lainnya.
Thomas menilai tinggi kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok di bidang ekonomi dan perdagangan, investasi langsung Tiongkok di Indonesia meningkat cepat.
Menurut statistik, Tiongkok berturut-turut memelihara status mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia selama bertahun-tahun, dari sumber investasi besar kesembilan pada tahun 2016 naik menjadi sumber investasi besar ketiga, sedangkan turis dari daratan Tiongkok pada tahun 2016 tercatat 1,43 juta, menjadi sumber turis terbesar bagi Indonesia.
Thomas mengatakan, selama tahun-tahun belakangan ini, investasi Tiongkok di Indonesia terutama di bidang-bidang peleburan pertambangan dan pengolahan produk pertambangan. Investasi Tiongkok telah meningkatkan pendapatan keuangan, Indonesia berharap investasi Tiongkok bertambah terus.
Thomas juga berharap investasi Tiongkok di bidang pariwisata. Ia mengatakan, Indonesia kaya dengan sumber pariwisata, namun kurang dieksploitasi. "Presiden Joko Widodo memprioritaskan industri pariwisata. Investor Tiongkok diharapkan dengan aktif mengeksploitasi sumber pariwisata Indonesia, menanam modal dalam pembangunan infrastruktur pariwisata Indonesia."
Thomas mengatakan pula, untuk menarik lebih banyak investasi dari Tiongkok dan untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik bagi investor Tiongkok, pemerintah Indonesia akan terus mengambil berbagai langkah, membatalkan peraturan tak rasional yang menghalangi aktivitas bisnis, memberantas korupsi dan menyederhanakan prosedur investasi.