Dialog antara negara-negara Emerging Market dan negara-negara berkembang (Dialogue of Emerging Markets and Developing Countries) digelar di Pusat Konvensi Internasional, Xiamen pada kemarin pagi (5/9). Selain dihadiri para pemimpin dari lima negara BRICS, dialog juga diikuti pemimpin dari sepuluh negara berkembang lainnya, termasuk Mesir, Meksiko, Tajikistan, Guinea dan Thailand.
Xi Jinping dalam pidatonya menyatakan, sejak memasuki abad yang baru, negara-negara Emerging Market dan negara-negara berkembang telah mengalami perkembangan pesat dan fenomena tersebut merupakan arus zaman yang ireversibel.
Xi Jinping mengatakan: "Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat kontribusi negara-negara tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi dunia selalu berada di posisi tinggi. Misalnya tingkat kontribusinya sepanjang 2016 adalah 80 persen, maka pantas disebut sebagai motor penggerak utama. Negara-negara Emerging Market dan berkembang kini menyambut peluang emas yang didatangkan dari pembangunan, sementara itu mereka juga menghadapi iklim eksternal yang kompleks. Di tengah situasi baru ini, negara-negara Emerging Maret dan berkembang perlu bersatu padu dan saling membantu, membulatkan tekadnya untuk menciptakan iklim perkembangan yang kondusif guna mewujudkan perkembangan yang lebih besar dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi dunia.
Xi Jinping menyatakan, negara-negara Emerging Market dan berkembang hendaknya meningkatkan persatuan dan kerja sama, bersama-sama membina ekonomi dunia yang terbuka, melaksanakan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, menggenggam peluang historis yang lahir dari restrukturisasi ekonomi dunia dan bersama-sama membangun hubungan kemitraan yang luas.
Mengenai langkah-langkah konkret yang akan diambil Tiongkok, Xi Jinping menjelaskan: "Tiongkok memandang penting Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 dan untuk itu telah menyusun konsep pelaksanaannya, termasuk pembentukan zona percontohan baru untuk mendukung perkembangan berkelanjutan dan inovasi, sehingga telah melahirkan sejumlah hasil awal di bidang ekonomi, sosial dan pelestarian lingkungan. Tiongkok akan memanfaatkan berbagai platform, termasuk yayasan bantuan kerja sama Selatan-Selatan, Yayasan Perdamaian dan Pembangunan Tiongkok untuk PBB, serta Yayasan Kerja Sama Selatan-Selatan untuk Perubahan Iklim, guna membantu negara-negara berkembang lainnya untuk melaksanakan agenda pembangunan PBB.
Xi Jinping menyatakan, Tiongkok akan menyediakan dana sebesar US$ 500 juta bagi yayasan bantuan kerja sama Selatan-Selatan untuk membantu negara-negara berkembang menghadapi berbagai tantangan, antara lain, masalah kelaparan, pengungsi, perubahan iklim dan kesehatan publik. Tiongkok juga akan memanfaatkan wadah-wadah yang sudah ada untuk meningkatkan kerja sama dengan berbagai negara, termasuk pertukaran pengalaman pembangunan dan kerja sama pengembangan kapasitas. Di samping itu, Tiongkok juga akan menyediakan pelatihan kepada 40 ribu personel dari negara-negara berkembang dalam satu tahun mendatang.