Penembakan Las Vegas Sulit Mengubah Perselisihan Akan Pengendalian Senjata di AS
  2017-10-04 09:54:36  CRI

Aksi penembakan brutal di Las Vegas yang menewaskan puluhan jiwa serta melukai ratusan orang memicu berbagai respons dari para politisi Amerika Serikat (AS).

Kubu Demokrat memperbarui tuntutan undang-undang senjata yang lebih ketat. Di sisi lain, kubu Republik memanjatkan doa dan keprihatinan namun tidak menunjukkan tanda-tanda mendukung undang-undang tersebut.

Ketua DPR AS Paul Ryan yang datang dari Partai Republik dalam pernyataannya mengatakan bahwa seluruh negeri bersatu dalam kegoncangan, ucapan duka cita dan doa kami.

Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell, juga seorang Republikan, memimpin doa sesaat setelah aksi paling mematikan tersebut serta mendesak adanya masa berkabung nasional. Tapi kubu Demokrat memilih cara yang berbeda. Senator Elizabeth Warren dalam akun twitternya mengatakan bahwa doa saja tidak cukup. Tidak cukup ketika semakin banyak ibu dan ayah akan menguburkan anak-anak mereka pekan ini, atau kian banyak anak laki-laki dan perempuan yang akan tumbuh tanpa orang tua.

Senator Chris Murphy, yang daerah asalnya yakni Connecticut merupakan lokasi penembakan massal pada tahun 2012 yang menewaskan 20 anak berusia 6 tahun dan enam orang dewasa, menunjukkan sikap lebih terang-terangan. Dia mengimbau bahwa sudah waktunya Kongres untuk bergerak dan melakukan sesuatu.

Murphy berencana akan mengajukan undang-undang pemeriksaan latar belakang baru. Pemimpin kubu Demokrat Nancy Pelosi juga mendesak diloloskannya undang-undang untuk memeriksakan penjualan senjata.

Tragedi Connecticut memicu perundingan serius di Kongres mengenai undang-undang senjata yang lebih ketat, termasuk pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat untuk pembeli senjata.

Namun upaya tersebut gagal pada 2013 akibat perlawanan keras dari kelompok senjata, seperti National Rifle Association.

Aksi penembakan massal yang terus-menerus terjadi telah mendorong seruan serupa agar pihak Kongres bertindak untuk undang-undang senjata yang lebih ketat.

Namun yang terlihat selama ini hanyalah perdebatan Partai Republik dan beberapa Demokrat mengenai pelanggaran hak untuk menyandang senjata seperti yang terkandung dalam Amandemen Kedua Konstitusi AS.

Ketika ditanyai mengenai kemungkinan bahwa Presiden Donald Trump sekarang akan mendukung undang-undang senjata yang lebih ketat, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang dapat didiskusikan dalam beberapa hari mendatang.

Sanders mengatakan bahwa yang pasti pemerintah AS tidak akan menginginkan undang-undang yang dibuat akan gagal untuk menghentikan hal-hal semacam ini terjadi.

Dalam wawancara bulan lalu dengan Associated Press mengenai langkah-langkah untuk mengurangi kekerasan senjata, Ryan mengatakan banyak penembakan massal dilakukan oleh orang-orang dengan gangguan jiwa dan oleh karenanya perlu memastikan dana federal untuk mengatasi isu tersebut.

Ryan mengatakan, jika kubu Republik di Kongres akan menyalahi hak Amandemen Kedua, mereka tidak akan melakukan hal itu.

Aksi brutal seorang pria bersenjata di Las Vegas pada Minggu malam (1/10) waktu setempat menjadi potret penembakan paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat (AS). Sedikitnya 59 orang dilaporkan tewas dan 527 orang terluka.

Pihak Senat Demokrat berencana menggelar diskusi pada Senin malam waktu setempat untuk membahas tragedi tersebut dan perlunya pengendalian senjata.

Gedung Putih enggan berkomentar ketika ditanya soal pengendalian senjata menyusul insiden penembakan yang menewaskan 59 dan melukai lebih dari 500 orang di Las Vegas, Nevada.

Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan, hari ini adalah hari untuk berbelasungkawa bagi para penyintas. Dalam sesi konferensi pers yang dilaporkan CNN pada Senin malam (2/10), Sanders juga tidak menyebut apakah Presiden Donald Trump akan membahas isu tersebut.

Sanders mengatakan bahwa ada waktu dan tempat untuk debat politik, tapi ini saatnya untuk bersatu.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040