Demi mempromosikan bahasa Mandarin dan meningkatkan pengaruh kebudayaan Tionghoa di dunia, mulai dari tahun 2004, Tiongkok mengadaptasi pengalaman Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol dan negara-negara lain dalam mempromosikan bahasa nasional, salah satunya adalah dengan mendirikan Institut Konfusius, sebuah lembaga pendidikan nirlaba yang bertujuan mengajarkan bahasa Mandarin dan menyebar-luaskan kebudayaan Tiongkok.
Menurut Wakil Dirjen Markas Besar Institut Konfusius Ma Jianfei, terhitung hingga saat ini, 516 Institut Konfusius dan 1076 Kelas Konfusius sekolah dasar dan menengah telah tersebar di 142 negara dan daerah, dengan jumlah anak didik yang dilahirkan mencapai lebih dari 7 juta orang. Selain itu, jumlah peserta kegiatan budaya yang diadakan Institut Konfusius sejauh ini telah mencapai 100 juta orang.
Etel Vinicius, seorang mahasiswa Universitas Federal de Minas Gerais Brasil, adalah salah satu peserta didik di Institut Konfusius. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya memperoleh beasiswa untuk belajar selama satu tahun di Universitas Ekonomi dan Perdagangan Luar Negeri Tiongkok.
Tidak terhitung jumlah orang asing yang belajar bahasa Mandarin dan mengenal kebudayaan Tionghoa melalui Institut Konfusius. Menurut statistik, sekarang terdapat 2,1 juta pelajar yang menuntut ilmu di Institut Konfusius. Di antaranya, 135 Institut Konfusius dan 129 Kelas Konfusius telah didirikan di 51 negara yang dilintasi "One Belt One Road". Seiring dengan perkembangan ekonomi Tiongkok dan semakin luasnya pertukaran dengan luar negeri, kebutuhan berbagai negara terhadap pengajaran bahasa Mandarin menanjak drastis. Kini, 67 negara telah memasukkan pelajaran bahasa Mandarin ke dalam kurikulum nasional, di samping itu, lebih dari 170 negara telah membuka kelas atau jurusan bahasa Mandarin.
Boleh dikatakan, Institut Konfusius kini telah menjadi platform penting bagi dunia untuk mengenal Tiongkok, juga merupakan jembatan komunikasi antara rakyat di seluruh dunia.