Tiongkok Paparkan Kebijakan mengenai Partisipasinya dalam Urusan Arktik
  2018-01-29 12:49:44  CRI
Tiongkok telah menerbitkan Buku Putih mengenai Kebijakan di Kutub Utara pada hari Jumat (26/1) lalu. Ini merupakan dokumen pertama mengenai kebijakan kutub utara yang diterbitkan pemerintah Tiongkok. Selain memaparkan sikap Tiongkok pada masalah Kutub Utara, buku putih tersebut juga secara menyeluruh mengungkapkan target kebijakan, prinsip pokok dan advokasi kebijakan Tiongkok dalam urusan di Kutub Utara. Melalui dokumen tersebut, Tiongkok menegaskan kesediaannya untuk berupaya bersama berbagai pihak demi menggenggam peluang historis pembangunan di Kutub Utara, dan secara aktif menanggapi tantangan yang didatangkan oleh perubahan di Kutub Utara.

Buku putih tersebut menunjukkan, Tiongkok merupakan pihak yang memiliki kepentingan dalam urusan di Kutub Utara. Selain merupakan salah satu negara yang daratannya paling dekat dengan Lingkaran Arktik, Tiongkok juga berhubungan erat dengan masalah lintas wilayah dan global di Kutub Utara. Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Kong Xuanyou mengatakan, berdasarkan penentuan posisi tersebut, maka peranan Tiongkok dalam urusan Kutub Utara dapat disimpulkan dengan dua kata, yaitu "tidak melampaui batas" dan "tidak absen".

"Tidak melampaui batas" artinya bahwa Tiongkok sebagai negara non-Arktif tidak akan sepenuhnya campur tangan dalam urusan antar negara-negara Arktik serta urusan internal kawasan Arktik. Tiongkok akan berpartisipasi dalam urusan Arktik dan menginstruksikan lembaga maupun individunya melakukan kegiatan dan kerja sama terkait di Kutub Utara dengan berdasarkan hukum internasional dan peraturan hukum negara-negara Arktik. Sedangkan kata "tidak absen" artinya Tiongkok sebagai pihak terkait yang memiliki kepentingan di Kutub Utara akan memainkan peranan konstruktif dalam masalah lintas wilayah dan global di Kutub Utara.

Buku Putih menunjukkan, target kebijakan Arktik Tiongkok adalah mengenali, melindungi dan memanfaatkan Kutub Utara, ikut serta dalam pengelolaan Kutub Utara, melindungi kepentingan bersama berbagai negara dan masyarakat internasional di Kutub Utara, serta mendorong perkembangan berkesinambungan Kutub Utara. Untuk merealisasi target tersebut, Tiongkok akan berpartisipasi dalam urusan Kutub Utara dengan bertolak dari prinsip "saling menghormati, bekerja sama, saling menguntungkan dan berkesinambungan".

Buku Putih tersebut juga menegaskan advokasi kebijakan mengenai partisipasi Tiongkok dalam pemanfaatan jalur pelayaran dan pengembangan migas di Kutub Utara. Tiongkok menghormati yurisdiksi negara-negara Arktik di perairan laut terkait, menganjurkan negara-negara Arktik mengelola jalur pelayaran Kutub Utara dengan berdasarkan hukum internasional, guna menjamin hak dan kebebasan berbagai negara dalam pemanfaatan jalur pelayaran Kutub Utara dengan berdasarkan hukum. Di bidang pengembangan dan pemanfaatan sumber daya migas dan tambang, perusahaan harus menaati hukum yang berlaku di negara terkait dan melakukan penilaian risiko sebelum mengadakan pengembangan sumber daya. Pada akhirnya buku putih tersebut mengimbau perusahaan yang ikut serta dalam pengembangan sumber daya migas dan tambang di Kutub Utara hendaknya melindungi lingkungan ekologi di Kutub Utara.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040