Tiongkok Akan Perbesar Upaya Pengentasan Kemiskinan
  2018-03-08 12:28:20  CRI

Wakil Ketua Tim Pimpinan Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Dewan Negara Tiongkok Liu Yongfu menyatakan, selama 5 tahun terakhir, penduduk miskin di Tiongkok berkurang sekitar 68 juta orang, ini merupakan prestasi terbaik dalam sejarah pengentasan kemiskinan di Tiongkok. Tiongkok ke depannya akan memperbesar upaya pengentasan kemiskinan di daerah-daerah yang paling miskin, sehingga sampai tahun 2020, semua penduduk miskin dapat keluar dari jeratan kemiskinan. Hal itu disampaikan Liu Yongfu dalam jumpa pers Sidang Kongres Rakyat Nasional (KRN) pada hari Rabu kemarin (7/3).

Sebelumnya, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang dalam Laporan Kerja Pemerintah menunjukkan, penanggulangan kemiskinan Tiongkok telah mencapai kemajuan yang menentukan. Selama 5 tahun ini, penduduk miskin berkurang 68 juta, dan kejadian kemiskinan turun dari 10,2% menjadi 3,1%. Sebagai keterangan lebih lanjut, Wakil Kepala Tim Pimpinan Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Dewan Negara Tiongkok, Liu Yongfu mengatakan bahwa pada akhir tahun 2012, jumlah penduduk miskin di Tiongkok tercatat 99 juta orang, namun sampai akhir tahun lalu, jumlah penduduk miskin telah berkurang menjadi 30 juta.

Liu Yongfu menyatakan, 150 kabupaten telah terbebas dari kemiskinan selama beberapa tahun ini. "Sebelumnya, kami pernah mengadakan penyesuaian kembali terhadap kabupaten miskin, namun jumlah kabupaten miskin malah bertambah semakin banyak, ini dikarenakan kami terus menaikkan standar. Pada tahun 2016, jumlah kabupaten miskin akhirnya berkurang untuk pertama kalinya. Sementara itu, selama 5 tahun ini, peningkatan pendapatan bersih petani di daerah miskin lebih tinggi 2,5 poin dari pada peningkatan pendapatan rata-rata petani di seluruh negeri. Ini merupakan prestasi terbaik dalam sejarah," tutur Liu Yongfu.

Memindahkan penduduk miskin yang hidup di daerah tidak layak huni ke daerah lainnya merupakan salah satu langkah yang diambil Tiongkok dalam mengentaskan kemiskinan. Dalam 5 tahun terakhir, sekitar 8,3 juta penduduk miskin telah dipindahkan ke daerah lainnya. Liu Yongfu mengatakan, pemindahan penduduk miskin ke daerah lain memerlukan biaya besar tapi patut dilakukan.

"Untuk memindahkan satu orang dibutuhkan biaya 60 ribu yuan RMB, biayanya memang cukup tinggi, namun sangat layak dilakukan. Kalau tidak dipindahkan, mereka akan tetap menjadi penduduk miskin absolut. Kini, permasalahan inti adalah berupaya agar penduduk yang dipindahkan dapat menjalani hidup dengan stabil dan memperoleh pekerjaan tetap. Masalah industri juga harus dipikirkan, karena berpindah tempat tidak berarti mereka secara otomatis terlepas dari kemiskinan. Menyediakan tempat baru dan pekerjaan bagi penduduk miskin, sehingga mereka memiliki pendapatan tetap, ini baru dapat disebut terlepas dari kemiskinan," tambah Liu Yongfu.

Wakil Menteri Keuangan Tiongkok Hu Jinglin pada hari yang sama menyatakan, alokasi dana untuk pengentasan kemiskinan terus bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun ini, keuangan pusat akan mengalokasi dana sebesar 106,1 miliar yuan RMB, bertambah 20 miliar yuan setiap tahun dalam 3 tahun berturut-turut. Angka tersebut menjadi lebih besar jika ditambah alokasi dana untuk bidang pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial. Sementara itu, demi membantu sebagian daerah yang paling miskin agar terlepas dari kemiskinan, Kementerian Keuangan Tiongkok mengumpulkan dana dari berbagai sektor, dari tahun 2018 hingga tahun 2020, dana pengentasan kemiskinan untuk daerah yang paling miskin akan mencapai 214 miliar yuan RMB.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040