Menurut data yang dikemukakan pemerintah Vietnam baru-baru ini, laju pertumbuhan ekonomi Vietnam pada triwulan pertama tahun ini tercatat 7,38 persen, yang merupakan level tertinggi dibandingkan masa sama dalam 10 tahun terakhir. Diperkirakan, laju pertumbuhan ekonomi Vietnam pada tahun 2018 akan mencapai 7,1 persen, lebih tinggi daripada target 6,7 persen yang ditetapkan pemerintah Vietnam.
Bagaimana cara Vietnam mencapai laju pertumbuhan sepesat ini?
Pertama, partai dan pemerintah Vietnam secara teguh mempertahankan kebijakan reformasi dan keterbukaan. Sejak Vietnam memulai kebijakan reformasi dan keterbukaan pada tahun 1986, ekonomi nasional mulai berkembang pesat dan laju pertumbuhan ekonomi pernah mencapai urutan kedua di Asia setelah Tiongkok.
Kedua, keterbukaan Tiongkok dan ketertutupan AS. Sebelum tahun 2017, AS menjadi pasar ekspor terbesar bagi Vietnam selama 15 tahun berturut-turut, tapi situasi ini berubah pada tahun 2017, di mana Tiongkok menggeser posisi AS dan menjadi pasar ekspor terbesar bagi Vietnam. Menurut data IMF, dalam 10 tahun terakhir, skala ekspor Vietnam terhadap Tiongkok naik 15 kali lipat, yakni mencapai 50,6 miliar dolar Amerika, sedangkan ekspor Vietnam terhadap AS hanya naik 3 kali lipat, yakni sebesar 46,5 miliar dolar Amerika. Ekonomi Vietnam dapat berkembang pesat seperti ini berkat pertumbuhan pesat ekonomi Tiongkok.
Ketiga, eskalasi dan transformasi industri negara-negara di sekitar menyediakan peluang bagi industri manufaktur Vietnam. Kini, industri manufaktur merupakan industri utama yang mendorong perkembangan pesat ekonomi Vietnam. Ekspor Vietnam yang selama ini didominasi oleh produk sepatu tengah digantikan oleh produk mesin dan elektronik.