Sebuah warung makan berdiri di tepi pantai di kampung nelayan di Morowali, Sulawesi Tengah, Indonesia. Pemiliknya adalah Ronade, seorang pria berumur 35 tahun. Dulunya desa ini sangat miskin dan tertinggal, sehingga dia memilih bekerja di Kalimantan, dan hanya pulang ke kampung halaman beberapa kali saja dalam setahun. Namun, pada tiga tahun yang lalu, dia pulang ke kampung halaman dan membuka warung makan ini. Semua ini berkat perubahan besar yang terjadi di kampung halamannya.
Apa yang menyebabkan perubahaan sebegitu besar di kampung halamannya? Semuanya bermula pada 4 tahun yang lalu, saat Kawasan Industri Morowali Indonesia (IMIP) yang merupakan zona kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia didirikan di tempat ini.
Bagi Ronade, warung makan miliknya dan IMIP menjalin hubungan kepentingan bersama. 80% pelanggannya adalah karyawan yang bekerja di IMIP. Tanggal 1 sampai tanggal 10 setiap bulannya adalah hari pembayaran gaji, juga adalah hari-hari tersibuk bagi warungnya. Dalam waktu satu tahun saja, pendapatannya berlipat ganda, dan dirinya telah membeli mobil.
Sebelum IMIP dibangun, banyak anak muda di desa ini tidak perlu lagi mencari nafkah di luar kampung halaman. Kini hampir semua penduduk setempat telah kembali ke kampung halamannya, sebagian bekerja di IMIP, dan sebagian lainnya bekerja di sektor jasa yang bergantung pada IMIP.
Ketidakseimbangan pembangunan merupakan masalah yang sering dijumpai negara berkembang, misalnya anak muda meninggalkan kampung halaman mereka, daerah kumuh muncul di kota metropolitan dan lain-lain, penyebabnya adalah kurangnya ekonomi riil. Pembangunan adalah solusi untuk menyelesaikan masalah ini. Industri sektor riil membuat anak muda kembali ke kampung halaman untuk bekerja, bahkan mendatangkan kebahagiaan bagi kehidupan warga lokal. Banyak orang mengakui bahwa inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan yang dicetuskan Presiden Xi Jinping justru berfokus pada masalah-masalah fundamental seperti ini. Tiongkok mendorong pembangunan negara-negara di sepanjang Satu Sabuk Satu Jalan dengan memanfaatkan kapasitas produksi yang dimilikinya, ini dapat mendorong industrialisasi dan modernisasi, sehingga negara-negara terkait dalam melepaskan potensi perkembangan secara lebih luas.