Belum lama yang lalu, Surabaya, Indonesia berturut-turut mengalami rangkaian ledakan bom teror. Serangan teror tersebut dilancarkan oleh tiga keluarga, termasuk anak-anak yang belum dewasa. Ledakan bom beruntun telah mengakibatkan sedikitnya 25 orang tewas dan puluhan orang lainnya cedera. Hasil penyelidikan menunjukkan, para pelaku serangan menganut paham-paham ISIS yang radikal.
Para analis berpendapat, walaupun ISIS terus mengalami kekalahan di medan tempur di Suriah, Irak serta bagian selatan Filipina, namun spillover effect dan bahayanya masih tidak boleh diabaikan, berbagai negara perlu terus melakukan kerja sama dalam pemberantasan terorisme.
Pihak kepolisian Indonesia mengatakan, hasil penyelidikan menunjukkan, bahwa ketiga keluarga yang terlibat dalam serangan teror bergabung dalam sebuah kelompok Jamaah Ansharut Daulah yang mendukung ISIS, dan telah diidentikan oleh AS sebagai organisasi teror.
Sekjen PBB Antonio Gutteres melalui juru bicaranya mengecam rangkaian serangan teror di Indonesia. Dia menyatakan terkejut atas dilibatkannya anak-anak dalam serangan teror.
DPR Indonesia dalam sidangnya Selasa kemarin (15/5) menyatakan akan mengintensifkan revisi UU Antiterorisme agar dapat membantu polisi melakukan aksi preventif dalam pemberantasan terorisme.
Tidak sedikit serangan teror yang terjadi di Indonesia kini diklaim bertanggung jawab oleh ISIS. Para analis berpendapat bahwa para anggota ISIS yang melarikan diri dari Irak dan Suriah, kemungkinan besar akan terus berbakti pada ajaran ISIS, baik setelah kembali ke kampung halamannya atau di negara mana pun mereka pergi.
Kedua, ISIS memiliki cabang di negara dan daerah yang berbeda, mereka kemungkinan terus memelihara hubungan yang erat.
Ketiga, ISIS masih mempunyai pengaruhnya bagi para teroris internasional.
Pemberantasan terorisme internasional tetap menghadapi tantangan berat dan negara-negara terkait perlu terus melakukan kerja sama. Dilihat dari jangka panjang, tumor terorisme baru akan dapat dicabut secara tuntas hanya setelah kesenjangan perkembangan antar negara diperkecil dan dialog serta komunikasi antar peradaban, kebudayaan dan agama yang berbeda ditingkatkan.