Departemen Reunifikasi Korea Selatan kemarin (25/5) menyatakan, bahwa pemerintah Korsel akan terus memelihara momen dialog dan mempertahankan pendirian penyelesaian masalah melalui dialog.
Juru bicara Departemen Reunifikasi Korsel Baik Tae-hun dalam jumpa pers kemarin menyatakan, Korsel akan terus melaksanakan Deklarasi Panmunjom dan berusaha demi mewujudkan perdamaian di Semenanjung Korea, dan untuk itu akan terus mencurahkan tenaga, termasuk konsultasi dan pembicaraan tingkat tinggi antara bagian selatan dan utara. Baik Tae-hyun menyatakan hal itu setelah Presiden AS Donald Trump mencabut pertemuan dengan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong Un di Singapura yang semula dijadwalkan pada 12 Juni mendatang.
Kepala Kantor Keamanan Negara Cheong Wa Dae, Chung Eui-yong dalam sebuah sidang kemarin sore mengatakan bahwa pemerintah Korsel berpendapat, adalah sangat penting untuk terus berupaya memperbaiki hubungan dengan Korut menurut Deklarasi Panmunjom, karena upaya serupa akan menguntungkan bagi perbaikan hubungan AS dan Korut serta penciptaan peluang demi terwujudnya denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Sidang Keamanan Negara Korsel berpendapat bahwa pemimpin AS dan Korut perlu melakukan komunikasi langsung, dan Korsel akan terus memberikan upayanya demi hal itu.