Berbagai aparat pemerintah Thailand dalam jumpa pers bersama baru-baru ini mengumumkan bahwa pada tanggal 30 Mei besok, pemerintah Thailand akan menawarkan tender untuk program pembangunan jalan kereta cepat kedua. Pemerintah Thailand menyatakan akan menetapkan pihak tender dalam tahun ini. Diberitakan, jalan kereta cepat kedua yang direncanakan sepanjang 220 kilometer dengan kecepatan 250km/jam, bertolak dari ibukota Bangkok dengan menyambungkan dua bandara besar di Bangkok, yaitu Bandara Don Mueang dan Bandara Suvarnabhumi, dan selanjutnya menuju ke Bandara U-Tapao di Pattaya, situs pariwisata di bagian timur. Jalan kereta cepat tersebut direncanakan akan terus menuju Provinsi Chanthaburi dan Provinsi Trat yang berbatasan dengan Kamboja.
Program pembangunan jalan kereta cepat kedua di Thailand dengan investasi sebanyak 200 miliar Baht, dikategorikan dalam "empat program pembangunan infrastruktur besar" dengan investasi total senilai 700 miliar Baht. Selain jalan kereta cepat tersebut, keempat program pembangunan infrastruktur tersebut termasuk Bandara Internasional U-Tapau dan kota penerbangan udara, pelabuhan laut dalam Laem Chabang serta kompleks industri pembangunan bagian timur. Program-program tersebut tergolong dalam proyek titik berat pembangunan koridor ekonomi bagian timur Thailand.
Koridor ekonomi bagian timur Thailand terletak di provinsi-provinsi Chachoengsao, Chonburi dan Royong. Pemerintah Thailand berencana menerapkan serangkaian kebijakan preferensi untuk menarik investasi asing, mendorong perkembangan strategis 4.0 Thailand. Sementara itu, membangun bagian timur Thailand menjadi jalan persimpangan internasional yang menghubungkan Tiongkok, ASEAN di selatan, Samudra Pasifik di timur dan Samudra Hindia di barat dengan memadukan transportasi darat, laut dan udara.
Thailand berencana mengundang industri baru ke koridor ekonomi baigan timur, termasuk robot industri, energi solar, industri digital dan logistik internet. Kini, puluhan perusahaan dari Jepang dan Tiongkok sudah mengutarakan minatnya terhadap pembangunan koridor ekonomi bagian timur. Perusahaan Jepang sudah mencapai jumlah separo dari jumlah total perusahaan modal asing, sedangkan perusahaan Tiongkok menempati urutan kedua. Perusahaan Tiongkok memiliki daya saing yang kuat di bidang-bidang ekonomi digital, manufaktur tingkat tinggi dan baterai energi matahari, dapat saling mengisi dalam program pembangunan koridor ekonomi bagian timur Thailand.