Sebagai satu-satunya peradaban yang mengalir terus di antara empat peradaban kuno di dunia, bagaimana berasal dan terbentuknya peradaban Tionghoa? Kantor Penerangan Dewan Negara Tiongkok kemarin (28/5) mengumumkan hasil program "Penelitian Komprehensif Asal Usul dan Perkembangan Masa Permulaan" yang berlangsung selama 15 tahun. Tim arkeologi berpendapat, pada 5.300 tahun yang silam, berbagai daerah Tiongkok berturut-turut memasuki tahap peradaban, sehingga terbentuk "rimba peradaban". Hasil arkeologi yang baru akan tercantum dalam buku pelajaran sejarah SMP Tiongkok. Sedangkan menurut ciri khas sejarah Tiongkok, para arkeolog mengajukan standar yang berbeda dengan dunia Barat untuk menetapkan peradaban.
Wakil Direktur Jawatan Benda Budaya Nasional Tiongkok, Guan Qiang kemarin menyatakan, sejauh ini, arkeologi telah mencapai kemajuan penting. Dikatakannya, bahan-bahan arkeologi mengkonfirmasikan peradaban Tionghoa selama 5.000 tahun. Tim arkeologi berpendapat, sejak 5.800 tahun yang lalu, di bagian tengah dan hilir Sungai Kuning dan Sungai Yangtze serta di daerah Sungai Liaohe Barat timbul gejala asal mula peradaban. Sejak 5.300 tahun yang silam, berbagai daerah di daratan Tionghoa berturut-turut memasuki tahap peradaban. Sekitar 3.800 tahun yang lalu, di daerah dataran tengah telah terbentuk keadaan peradaban yang lebih matang dan menyebar daya pengaruhnya ke berbagai penjuru, sehingga menjadi inti dan pemimpin dalam proses umum peradaban Tionghoa.
Yang disebut tim arkeologi itu bukanlah ditujukan pada tahun atau daerah manapun, tetapi ditujukan pada proses terbentuknya peradaban Tionghoa serta bagaimana interaksi antara peradaban di berbagai daerah. Melalui penyelidikan dan penemuan di situs-situs peninggalan Liangzhu di Provinsi Zhejiang, Kuil Xiangfentao di Provinsi Shanxi dan Shimao di Provinsi Shaanxi dan Erlitou di Provinsi Henan yang bersejarah 5.500-3.500 tahun serta di belasan daerah lainnya di seluruh Tiongkok, tim arkeologi mengkonfirmasikan ciri khas kesinambungan peradaban Tionghoa.
Program tersebut juga menemukan bukti-bukti konkret peradaban Tionghoa selama 5.000 tahun, termasuk sistem bendungan yang paling awal di dunia di daerah hilir Sungai Yangtze, istana paling awal di Tiongkok, huruf kanji yang paling awal di daerah tengah Sungai Kuning, kelompok benda budaya perunggu merah yang paling awal serta gedung pengamat bintang yang paling awal di dunia. Dengan situs peninggalan Liangzhu seluas 12 juta meter persegi sebagai contoh, Delta Sungai Yangtze prasejarah dalam jangka panjang dianggap sebagai tanah terlantar, namun Peneliti Balai Riset Arkeologi Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, Wang Wei berpendapat, di situs peninggalan yang dibangun sejauh pada 5.000 tahun yang silam itu sudah timbul ciri khas "peradaban negara kuno".
Tim arkeologi juga menemukan bahwa dalam proses perkembangan pribadi, peradaban Tionghoa telah menerima pengaruh dari peradaban dari luar. Teknik penanaman gandum dari daerah Asia Barat dan Tengah, peternakan sapi dan domba serta teknik peleburan perunggu berangsur-angsur berpadu dalam peradaban Tionghoa dan melalui pembaruan telah muncullah wajah serba baru.