Sejalan dengan terus meningkatnya pangsa pasar produk buatan Tiongkok di dunia, permintaan Tiongkok akan tenaga "kerah biru" jebolan pendidikan kejuruan reguler juga terus bertambah. Dalam sistem pendidikan di Tiongkok yang terdiri atas pendidikan kejuruan, pendidikan umum, pendidikan tinggi dan pendidikan orang dewasa, pendidikan kejuruan dapat dipastikan akan mengambil persentase lebih besar. Boleh dikatakan bahwa pendidikan kejuruan di Tiongkok sedang di ambang musim semi.
Pendidikan kejuruan di Tiongkok sudah dimulai sejak dulu, namun dalam suatu masa yang cukup panjang kurang mendapat perhatian, salah satu faktor penting adalah karena banyak orangtua pelajar mempunyai persepsi yang keliru tentang pendidikan. Mereka beranggapan bahwa kesempatan bagi anak untuk menuntut ilmu di universitas mutlak tidak boleh dilepaskan, dan menjadi "kerah putih" dengan mengantongi diploma universitas adalah lambang keberhasilan melebihi orang lain.
Namun dalam tahun-tahun belakangan ini, semakin banyak pelajar di Tiongkok mulai memilih pendidikan kejuruan dan ingin menjadi tenaga teknik senior di masa datang terpengaruh oleh bertambahnya permintaan akan tenaga kerja teknik dan dukungan kuat pemerintah atas pendidikan kejuruan.
Zhang Jiacheng dari kota Suzhou yang berusia 17 tahun mengikuti ujian masuk sekolah menengah atas belum lama berselang dan hasilnya cukup bagus, tapi ia tetap memilih untuk melanjutkan studi di institut teknologi kejuruan program sarjana muda dengan masa studi 5 tahun.
Zhang Jiacheng mengatakan, kalau saya memilih melanjutkan studi di sekolah menengah atas namun gagal ujian, akhirnya tetap harus ke sekolah untuk program sarjana muda, berarti membuang-buang waktu saja. Lagi pula hasil pelajarannya saya bukan tergolong yang terbaik, bagaimana jadinya kalau gagal ujian masuk universitas? Ditambah sekarang ini tidak mudah bagi lulusan universitas untuk mencari pekerjaan.
Tingkat penempatan kerja yang tinggi adalah salah satu pertimbangan penting banyak pelajar di Tiongkok sekarang ini untuk memilih pendidikan kejuruan. Menurut statistik, jumlah lulusan sekolah kejuruan menengah di Tiongkok tahun 2008 tercatat 5,89 juta orang, 5,64 juta orang atau 95,7 persen di antaranya memperoleh lapangan kerja, jauh lebih tinggi dibanding lulusan universitas.
Bersamaan dengan itu, perkembangan pesat ekonomi Tiongkok mendorong perusahaan terus menerus menaikkan kelas teknologinya, dan tenaga kerja teknik segmen tinggi menjadi sumber daya yang langka. Misalnya industri manufaktur di Tiongkok sudah mulai menggunakan teknologi kontrol digital yang canggih, namun jumlah tenaga teknik untuk mengoperaskan mesin perkakas kontrol digital sangat kurang, sehingga banyak perusahaan menawarkan gaji tinggi untuk merekrut tenaga teknik senior yang dibutuhkan. Dan seiring dengan transformasi banyak industri dari "buatan Tiongkok" menjadi "ciptaan Tiongkok", telah membuka kesempatan baru bagi perkembangan pendidikan kejuruan di Tiongkok. Profesor Muda He Zhen dari Universitas Pendidikan Guru Beijing mengatakan:"Pendidikan kejuruan terutama mencetak tenaga teknik trampil yang mampu mengubah teori dan perancangan menjadi produk. Mereka terutama adalah operator, tapi membutuhkan teori dan keterampilan sebagai penopang."
Sejalan dengan kemajuan ekonomi Tiongkok, pemerintah terus meningkatkan dukungan kepada pendidikan kejuruan. Diberlakukannya Undang-Undang Pendidikan Kejuruan Tiongkok pada tahun 1996 telah menempatkan pendidikan kejuruan pada posisi penting dalam bentuk hukum. Sementara itu, pemerintah memberikan dukungan dana bagi pendidikan kejuruan. Dana yang dialokasi pemerintah pusat untuk mendukung pembangunan infrastruktur pendidikan kejuruan pada tahun 2008 mencapai lebih 3 miliar yuan atau sekitar 440 juta dolar Amerika, dan jumlah siswa yang diterima lebih dari 8,1 juta orang, jumlah siswa yang sedang kuliah mencapai 20 juta orang lebih. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pimpinan sekolah kejuruan sering diorganisasi pemerintah untuk mengadakan studi di berbagai negara untuk belajar pengalaman maju mereka di bidang pendidikan kejuruan.
Meski pendidikan kejuruan di Tiongkok dewasa ini sedang berkembang subur, namun juga menghadapi banyak masalah, terutama banyak orang masih menganggap rendah pendidikan kejuruan sebagai pendidikan tidak reguler. Faktor-faktor ini menghambat perkembangan pendidikan kejuruan di Tiongkok. Sehubungan dengan itu, Profesor Muda He Zhen menyatakan:"Kita perlu menaruh perhatian lebih besar pada pendidikan kejuruan dari segi persepsi, khususnya menunjukkan penghormatan atas pendidikan kejuruan dalam proses pengarahan pendidikan bagi para siswa."
Setiap sektor usaha membutuhkan tenaga ahli dan tenaga trampil. Baik "kerah putih" maupun "kerah biru", akan dapat mencapai sukses di bidangnya masing-masing asal mereka mau mencurahkan sepenuh tenaga dan pikiran. Pada masa krusial restrukturisasi ekonomi Tiongkok sekarang ini, kenaikan kelas industri dan teknologi dipercepat. Dalam situasi demikian, pendidikan kejuruan di Tiongkok sudah pasti akan mendapat ruang perkembangan yang lebih besar.