huà shé tiān zú
"Draw a snake and add feet to it". Atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan, "Gambar ular dan tambahkan kaki ke ular itu".
Di jaman kuno negara Chu (楚) ada seorang bangsawan, pada suatu hari setelah usai sembahyang leluhur, dia menghadiahi satu teko arak sembahyang kepada para kaki tangannya yang membantu. Para kaki tangan itu saling berunding dan mengatakan, "satu teko arak ini hanya cukup diminum satu orang, sama sekali tidak cukup diminum bersama. Bagaimana kalau kita lomba menggambar ular di tanah, siapa yang selesai menggambar duluan, siapa yang minum teko arak ini."
Dan lomba gambar ular itupun dimulai. Kemudian, ada seseorang yang terlebih dulu menyelesaikan gambar ular itu. Dia mengambil teko arak dan hendak meminumnya, namun saking bangganya, tangan kirinya menenteng teko arak itu dan tangan kanannya melanjutkan gambar ular itu. Dia berkata, "Saya dapat menambahkan beberapa kaki ke gambar ular itu." Namun, sebelum dia menyelesaikan gambar kaki ular itu, satu orang lainnya telah menyelesaikan gambar ular dan merebut teko arak itu, serta berkata, "Ular asalnya memang tidak ada kaki, kenapa kamu bisa tambahkan kaki ke gambar ular itu?" Akhirnya, orang yang menggambar kaki ular itu tidak mendapatkan teko arak.
Idiom Hua She Tian Zu ini mengumpamakan melakukan sesuatu yang berlebihan, namun efeknya semakin tidak baik atau merugikan diri sendiri. Cerita Hua She Tian Zu ini memberitahu, setiap hal yang kita lakukan seharusnya sesuai dengan kenyataan dan jangan melakukan hal-hal yang berlebihan sehingga merugikan diri sendiri.