Konon kabarnya ciri khas masakan Chaozhou yang paling menonjol adalah hidangan laut (seafood) segar, seperti tim udang karang (lobster) segar, ikan gabus dimasak dengan anglo, daging bulus masak beras jali dan lainnya. Masakan Chaozhou gurih, tawar, matang dan empuk, tidak amis dan lemak rendah sehingga mendapat banyak pujian ahli pencicip makanan berbagai daerah.
Makanan kecil yang bernama Guozhi, bahannya dari beras putih yang bermutu tinggi. Beras direndam dulu baru digiling basah, adonan didadar di atas loyang, setiap lembaran cukup tipis, tapi tidak garing sekali, selanjutnya diangin-anginkan di atas galah bambu. Kalau hendak dikonsumsi, lembaran tersebut dipotong-potong menjadi kepingan segitiga, dimasukkan dalam kuali dan diseduh dengan air mendidih, dicampur air garam dan cairan beras, kemudian dimasak sampai mendidih dengan anglo, selanjutnya dituang ke dalam mangkuk tembikar. Kalau hendak disajikan, bubur beras itu disendok ke dalam mangkuk kecil, lalu atasnya ditaburi cacahan anggur segar yang ditumis dengan minyak babi, ditambah lalap tahu kering masak manis atau sosis, wah, ueeenaak sekali.
Dadar tiram adalah masakan Chaozhou yang patut dicicipi. Kandungan gizi tiram cukup tinggi sehingga dijuluki sebagai 'susu sapi dari laut'. Pengarang Perancis Maupassant dalam sebuah novelnya pernah melukiskan bahwa mengkonsumsi tiram mentah dianggap sebagai mode lapisan atas. Tetapi orang Chaozhou mempunyai keciriannya sendiri. Mereka memasak tiram mentah dengan campuran tepung singkong, air dan daun brambang. Adonan tersebut didadar di atas loyang sampai matang, kemudian disiram kocokan telur ayam atau bebek, dimatangkan lagi dan akhirnya ditaburi daun ketumbar, siap saji. Jangankan manusia biasa, para dewa pun akan turun dari khayangan untuk menikmatinya.
Masakan Sun'guo juga sangat diminati banyak orang, baik orang Chaozhou asli maupun dari luar. Bersama dengan pohon cemara, bunga Mei dan bunga Seruni, pohon bambu termasuk salah satu tema dari empat tema utama lukisan Tiongkok. Sebagai bahan masakan, bambu pun anggun dan lazim. Orang Chaozhou membuat Sun'guo ( lebih besar sedikit dari pangsit Tiongkok Utara) dengan rebung muda. Setelah dikukus matang, tamu-tamu pasti kagum akan warnanya, apalagi kalau digoreng dengan minyak sedikit sampai kulitnya keemas-emasan dan agak hangus, siramlah cuka Zhejiang sebelum dinikmati. Rasa rebung gurih, dan kulitnya kenyal, ini menjadi kejutan para tamu.
Selain itu, masih ada kue gepeng dari ubur-ubur, bubur belut, Yuguo goreng dari bahan talas, sate sapi dan bakso cumi-cumi dan sebagainya. Semuanya diolah dengan bahan masakan setempat dan caranya beragam, misalnya, digoreng, tumis, panggang, kukus, rebus dan lainnya. Orang yang sempat menikmati masakan asli Chaozhou pasti tidak hilang bekas ingatannya.