Wisata Budaya Muslim
  2011-08-22 16:04:49  CRI

Tersebarnya agama Islam di Tiongkok sudah bersejarah lebih 1.000 tahun. Di Tiongkok dewasa ini terdapat belasan etnis minoritas yang menganut agama Islam dengan jumlah penduduk hampir 30 juta orang. Di berbagai tempat seluruh negeri terdapat banyak petilasan agama Islam. Kalau Anda berminat untuk mengenal budaya Islam di Tiongkok, maka bergabunglah dalam wisata budaya Muslim di Tiongkok.

Sudah bertahun-tahun, biro perjalanan CITS Tiongkok menyelenggarakan rute wisata budaya Muslim dengan tempat tujuan antara lain Beijing, kota kuno Xi'an dan Yinchuan, ibukota Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia di Tiongkok barat laut.

Berbicara tentang Beijing, dalam benak Anda barangkali langsung terlintas obyek-obyek wisata seperti Kota Terlarang dan Tembok Besar, selain itu tahukan Anda bahwa di Beijing terdapat sebuah daerah permukiman Muslim yang dinamakan Niujie?

Di Niujie sekarang ini bermukim sepuluh ribu penduduk Muslim. Berhubung mereka suka warna hijau, maka di jalan Niujie di mana-mana tampak restoran bertuliskan "makanan halal" dalam warna hijau, pintu rumah penduduk juga dicat warna hijau; Di sini kita akan sering pula berjumpa dengan warga Muslim lanjut usia yang mengenakan kupiah putih dan berjalan dengan santai. Kesemua itu menciptakan suasana Muslim yang kental di daerah ini.

Sudah tentu, yang paling tersohor di Niujie adalah masjidnya yang paling besar dan bersejarah paling lama di Beijing. Masjid Niujie yang dibangun pada tahun 996 itu adalah salah satu masjid yang terkenal di dunia. Luas masjid itu 6.000 meter persegi, bangunan-bangunannya antara lain ruang sembahyang, menara azan, bangunan loteng dan lain-lain berjajar di satu garis poros, tata ruang ini merupakan perpaduan sempurna gaya arsitektur klasik Tiongkok dan masjid Arab.

Masjid Niujie merupakan kebanggaan kaum Muslim yang tinggal turun temurun di sini. Profesor Ma Lixin dari Universitas Etnis Pusat yang sudah 30 tahun tinggal di sini mengatakan,"Masjid Niujie adalah salah satu khazanah benda budaya Islam di Tiongkok. Di dalam halaman masjid ini terdapat makam imam dari negara Arab yang mengajarkan agama Islam ratusan tahun lalu. Huruf Arab yang terukir di batu nisan makam itu sangat kuat goresannya dan sudah bersejarah lama. Selain itu, dalam masjid ini tersimpan papan nama masjid tulisan tangan Kaisar Kangxu dari Dinasti Qing pada tahun 1694, serta kitab al-Quran tulisan tangan 300 tahun lebih yang lalu.

Setelah mengunjungi Masjid Niujie, kita akan menuju obyek berikutnya yakni kota kuno Xi'an. Berangkat dari Beijing dengan kereta api, kita akan sampai di kota itu setelah menempuh perjalanan satu malam.

Di kota Xi'an terdapat obyek-obyek wisata yang terkenal, khususnya petilasan terakota yang merupakan kumpulan patung tembikar prajurit dan kudang perang peninggalan Kaisar Qinshihuang, dua ribu tahun yang lalu. Selain petilasan sejarah yang terkenal, di Xi'an juga terdapat tempat permukiman penduduk Muslim yakni Beiyuanmen.

Keistimewaan Beihuanmen ialah pada pokoknya masih mempertahankan toko-toko konstruksi kayu tradisional yang asli, di antaranya terdapat banyak bekas kantor pemerintah dan rumah kediaman pejabat dan tokoh lapisan atas yang sudah bersejarah ratusan tahun. Beiyuanmen adalah daerah yang wajah sejarahnya terpelihara paling baik di kota Xi'an.

Di kedua sisi jalan Beiyuanmen berdiri pagar dan pilar batu yang antik serta toko-toko yang di depannya bergantung lampion merah. Dulu, kebanyakan toko-toko itu menjual hasil bumi atau menyelenggarakan restoran, tapi kini semakin banyak yang menjual barang antik, karya kaligrafi, lukisan serta barang-barang seni kerajinan.

Setiap malam tiba, jalan-jalan di Beiyuanmen ramai oleh pengunjung dan berlangsung sampai dini hari. Banyak wisatawan gemar menghabiskan waktu semalam suntuk di Beiyuanmen dengan membeli barang seni kerajinan dan mencicipi makanan khas setempat untuk merasakan sendiri suasana kota kuno itu.

Berbicara tentang Beiyuanmen, pemandu wisata CITS, Wu Rui mengatakan,"Bagian barat Beiyuanmen adalah tempat permukiman kaum Muslim kota Xi'an, di sini terdapat masjid tua yang terkenal di seluruh negeri. Banyak wisatawan pergi ke masjid melalui Beiyuanmen. Di pinggir jalan Beiyuanmen terdapat sejumlah warung Islam yang menjual makanan halal seperti bakpau, kue berisi daging sapi dan kambing, daging panggang, bubur dan lain-lain. Ada beberapa restoran yang sangat terkenal dengan makanannya yang khas dan enak rasanya."

Dari Xi'an, kita akan menuju Yinchuan, ibukota Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, pos terakhir dari rute wisata budaya Mulim ini. Ningxia dikenal sebagai provinsi Muslim, di mana terdapat lebih 3.000 masjid besar dan kecil, di antaranya yang paling terkenal adalah Masjid Nanguan di kota Yinchuan.

Masjid Nanguan tidak setua Masjid Niujie di Beijing, namun sangat megah dengan menempati luas tanah 13.000 meter persegi, memiliki 63 paviliun dan 41 kamar pelengkap. Masjid ini pernah mengalami beberapa kali perluasan dan renovasi pada tahun 1950-an dan 1990-an, dan kini telah menjadi bangunan simbolik kota Yinchuan yang indah dan megah.

Dibanding Beijing dan Xi'an, barang-barang di Yinchuan jauh lebih murah harganya karena dekat letaknya dengan daerah pertanian dan peternakan, apalagi berbagai macam makanannya yang lezat. Wartawan dan teman-teman sebanyak 6 orang memesan makanan satu meja dengan hidangan tim daging kambing, daging unta dan lain-lain, hanya dikenai tarif belasan dolar Amerika saja.

Selain makanan yang enak, budaya etnis di sini juga cukup menarik. Pemandu wisata Shi Li mengatakan,"Etnis Hui adalah etnis minoritas yang pandai menyanyi dan menari. Di Yinchuan, wisatawan dapat menyaksikan nyanyi dan tari etnis Hui yang bergaya Tiongkok barat laut. Kita bisa pula bertamu ke rumah penduduk Muslim etnis Hui dengan menikmati hidangan teh yang khas. Kalau bertepatan dengan hari raya Islam, acara akan lebih padat dan ramai."

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040