Tembok Besar yang panjangnya lebih dari 6.000 kilometer merupakan lambang bangsa Tionghoa dan salah satu bangunan yang paling agung di seluruh dunia. Tembok Besar mulai dibangun pada Dinasti Qin, 2.000 tahun yang lalu, kemudian diperpanjang dan diperbaiki oleh dinasti-dinasti selanjutnya. Sebagian besar Tembok Besar yang masih bisa dilihat sekarang ini dibangun oleh Dinasti Ming pada abad ke-14 sampai ke-15. Tembok Besar merupakan salah satu obyek wisata Beijing yang pasti direkomendasikan kepada para wisatawan. Nah, saudara pendengar, marilah kita jelajahi Tembok Besar.
Tembok Besar merupakan keajaiban yang diciptakan oleh rakyat Tiongkok pada zaman kuno. Selama 1.000 lebih tahun sejak Kaisar Qinshihuang mendirikan Dinast Qin yang merupakan kerajaan feodal pertama yang menyatukan Tiongkok, pembangunan dan perbaikan Tembok Besar selalu merupakan salah satu proyek penting pemerintah pusat berbagai kerajaan. Berdasarkan catatan, Kaisar Qinshihuang mengerahkan hampir 1 juta orang untuk membangun Tembok Besar. Jumlah tenaga kerja itu merupakan seperduapuluh jumlah total populasi seluruh negeri pada zaman itu. Tembok Besar dibangun dengan tenaga manusia di atas pegunungan tanpa peralatan modern apapun. Semua bahan antara lain batu dan batu bara harus diangkut oleh tenaga manusia ke atas gunung dari kaki gunung. Boleh dibayangkan, pembangunan Tembok Besar harus mengerahkan tenaga kerja dalam jumlah sangat besar karena pada masa itu tidak ada mesin sama sekali.
Wisatawan Amerika Serikat (AS), James secara khusus menjelajahi Tembok Besar Badaling sebelum dibukanya Olimpiade Beijing. Dikatakannya: "Tembok Besar adalah salah satu dari 7 keajaiban besar dunia yang baru. Tembok Besar merupakan benda berharga Tiongkok yang sangat menarik bagi wisatawan dari seluruh dunia. Tembok ini sangat signifikan dan kunjungan ke Tembok Besar merupakan sebuah kehormatan bagi saya. Setiap orang Tiongkok harus merasa bangga akan tembok ini."
Dini hari pada tanggal 8 Juli tahun 2007, hasil pemilihan "Tujuh Keajaiban Besar Yang Baru" diumumkan di Portugal. Tembok Besar Tiongkok menempati urutan pertama. Hasil tersebut sangat membanggakan orang Tiongkok. Tembok Besar merupakan peninggalan sejarah berharga kebudayaan bangsa Tionghoa, bahkan dalam khazanah sejarah dan kebudayaan segenap umat manusia. Tembok Besar telah membuktikan kegemilangan sejarah Tiongkok. Tembok Besar juga merupakan bukti kemampuan umat manusia dalam meneruskan keajaiban sejarah; keajaiban bangunan dunia yang dibangun hanya dengan tanah dan batu bara itu tetap berdiri tegak setelah mengalami ujian ribuan tahun.
Wakil Direktur Harian Akademi Tembok Besar Tiongkok, Dong Yaohui menyatakan, Tembok Besar menempati urutan pertama dalam "Tujuh Keajaiban Besar Yang Baru" dalam kegiatan pemilihan global tersebut. Ini sepenuhnya mencerminkan status Tembok Besar dalam nurani rakyat seluruh dunia. Ini merupakan propaganda penting bagi Tembok Besar. Sementara itu, rakyat seluruh dunia dapat dengan lebih baik mengenal Tiongkok dan kebudayaan Tiongkok melalui Tembok Besar.
Tapi, karena Tembok Besar sangat panjang dan besar, mutu bahan bangunan tidak merata, dan sudah bersejarah lama, maka wajah Tembok Besar mengalami kerusakan serius. Selama bertahun-tahun ini, pemerintah Tiongkok mengintensifkan perbaikan dan perlindungan terhadap Tembok Besar. Kesadaran publik akan perlindungan bagi peninggalan sejarah juga sudah meningkat. Dewasa ini, kebanyakan wisatawan dapat menjaga kebersihan lingkungan dan melindungi peninggalan sejarah yang berharga ketika menjelajahi Tembok Besar. Sementara itu, terdapat pula sejumlah orang yang diam-diam memberikan sumbangan dalam perlindungan Tembok Besar. Mereka adalah sukarelawan pengumpul sampah di Tembok Besar.
"Kami mengumpulkan sampah. Begitu para wisatawan melihat kami, kemungkinan besar mereka tidak lagi membuang sampah dengan sewenang-wenang. Dengan demikian, tujuan kami akan tercapai, " demikian kata sukarelawan tersebut.
Pada akhir tahun 2006, Tiongkok mengumumkan "Peraturan Penjagaan dan Pengelolaan Tembok Besar untuk menjaga Tembok Besar dengan lebih baik. Menyinggung tentang perlindungan Tembok Besar, Wakil Sekretaris Jenderal Akademi Tembok Besar Tiongkok, Zhang Ji mengatakan: "Biro Benda Budaya Negara melakukan pengukuran atas panjangnya Tembok Besar. Pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan, sedangkan Biro Benda Budaya Negara menyusun pedoman dan acara yang kongkret. Tembok Besar lalu memperoleh pengakuan oleh masyarakat internasional. Dengan ini Tembok Besar akan dapat dijaga sebaik-baiknya."
Bagian Badaling dan Juyongguan dari Tembok Besar merupakan bagian yang paling baik terpelihara. Tempat ini juga tempat favorit wisatawan. Sebagai salah satu tanda kebudayaan kuno Tiongkok dalam abad baru, Tembok Besar pada kini juga memainkan perananan yang berbeda dengan masa lampau. Wakil Direktur Harian Akademi Tembok Besar Tiongkok, Dong Yaohui mengatakan: "Peranan Tembok Besar pada zaman kini ialah sebagai berikut: pertama bidang spiritual, Tembok Besar mengobarkan kebanggaan bangsa. Di arena internasional, Tembok Besar merupakan simbol Tiongkok. Masyarakat Tionghoa merasa bangga karena leluhur kami menciptakan tanda peradaban umat manusia tersebut. Hal ini amat menyenangkan dan membangkitkan semangat bangsa. Peranan Tembok Besar di bidang spritual sangat besar. Kedua, di bidang material, Tembok Besar sebagai tanda peradaban umat manusia mendatangkan sekitar 10 juta wisatawan setiap tahunnya. Di antaranya sekitar 1 juta orang adalah wisatawan asing. Maka, Tembok Besar sebagai objek wisata yang terkenal telah mendorong perkembangan ekonomi kami. Tembok Besar juga merupakan tali untuk menyambungkan bangsa Tionghoa dan berbagai bangsa di seluruh dunia."
Mantan Perdana Menteri Inggris, Edward Heath ketika mengunjungi Tembok Besar mengatakan: "Tiongkok akan memiliki daya pesona yang sama, baik pada masa yang lalu maupun masa depan. Begitu tiba di Tembok Besar, saya rasa bangunan ini lebih megah daripada yang tampak dalam foto, sulaman dan gambar." Ini adalah sebab mengapa para wisatawan ingin menyaksikan sendiri Tembok Besar, dan telah membenarkan makna pepatah Tiongkok sebagai berikut: "Pahlawan belum jadi pahlawan sejati bila belum menapaki Tembok Besar."