(oleh Mohamad Subhan dari Kompas)
Senin tanggal 7 November 2011,,tepat Idul Adha 1432 Hijriyah. Hari raya itu saya berada di Yinchuan, Ningxia, China. Namun saya bersama rombongan wartawan dari Indonesia dan Malaysia yang diundang CRI, akan shalat Idul Adha di Masjid Wuzhong, kira-kira berada di arah tenggara Yinchuan. Pagi-pagi saat udara masih dingin karena diguyur gerimis dan masih gelap, saya sudah nangkring di dalam bus. Bus pun segera melaju menelusuri jalanan kota yang basah.
Ternyata jarak Wuzhong cukup jauh, sekitar satu jam perjalanan. Sepanjang perjalanan, banyak sekali orang-orang Islam yang merupakan etnik Hui berduyun-duyun mendatangi masjid. Terutama kaum lelaki berpakaian tebal dan hangat debgan peci putih atau peci khas orang-orang Islam Hui.
Saat tiba di masjid Wuzhong, jemaah sudah padat memenuhi masjid. Tim kami sempat disambut imam masjid yang terlihat masih muda. Ia menyambut hangat. Tibalah waktunya saat Id yang dimulai jam 09.00 hingga jam 10.00. Di Indonesia biasanya pukul 07.00 hingga pukul 08.00. Kalau jam 10.00 pasti sudah kepanasan. Tetapi waktu di China berbeda yang mengikuti waktu Beijing, yang sama dengan waktu Makassar. Hanya saja, di Yinchuan jam 08.00 masih remang-remang.
Walaupun prinsipnya sama, tetapi ada perbedaan sedikit. Kalau di Indonesia, takbir lima kali saat memulai rakaat kedua dan baru kemudian membaca surat Al-Fatihah, tetapi di Wuzhong takbir dilakukan setelah membaca surat Al-Fatihah. Ternyata perbedaan adalah rahmat, yang justru membuat saling menyayangi dan menghormati. Itulah umat Islam. Selamat Idul Adha 1432 H, mohon maaf lahir batin.