Antusiasme Generasi Muda pada Seni Budaya Tradisional
  2012-09-19 08:53:02  CRI

Wayang golek? Wayang orang? Atau mungkin boneka saja? Saya awalnya mengalami kesulitan menerjemahkan kesenian budaya asal Quanzhou yang satu ini, namun akhirnya saya memutuskan boneka marionetlah yang paling tepat. Boneka berbentuk manusia ini, bisa bergerak layaknya manusia dengan menggunakan benang-benang yang dikendalikan oleh si dalang.

Saya pun langsung berniat untuk mencobanya, dan ternyata tidaklah mudah mengendalikan benang-benang itu dengan permainan jemari. Selain itu, boneka harus nampak berdiri sehingga saya harus menahan beban boneka yang lama kelamaan terasa juga beratnya.

Melihat para dalang memainkan boneka marionet dengan indah, saya pun mulai penasaran berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk bisa semahir itu. Ternyata bukan hitungan bulan lagi, tapi hitungan tahun dan setidaknya dibutuhkan waktu 2 hingga 3 tahun bagi seorang dalang untuk bisa mengikuti pertunjukan di panggung kelas profesional.

Kesenian budaya tradisional ini tidak berarti para dalang adalah generasi tua, tapi generasi muda pun begitu antusias menekuni seni ini. Hal ini tentu tidak lepas dari peran pemerintah yang mendukung pengembangan kesenian ini didunia pendidikan. Tak hanya menjalankan sekedar hobi, tapi para dalang memiliki jenjang pendidikan dan karier didunia seni yang terarah.

Oleh: Beverly Gunawan (reporter Liputan 6 SCTV)

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040