Wayang golek? Wayang orang? Atau mungkin boneka saja? Saya awalnya mengalami kesulitan menerjemahkan kesenian budaya asal Quanzhou yang satu ini, namun akhirnya saya memutuskan boneka marionetlah yang paling tepat. Boneka berbentuk manusia ini, bisa bergerak layaknya manusia dengan menggunakan benang-benang yang dikendalikan oleh si dalang.
Saya pun langsung berniat untuk mencobanya, dan ternyata tidaklah mudah mengendalikan benang-benang itu dengan permainan jemari. Selain itu, boneka harus nampak berdiri sehingga saya harus menahan beban boneka yang lama kelamaan terasa juga beratnya.
Melihat para dalang memainkan boneka marionet dengan indah, saya pun mulai penasaran berapa lamakah waktu yang dibutuhkan untuk bisa semahir itu. Ternyata bukan hitungan bulan lagi, tapi hitungan tahun dan setidaknya dibutuhkan waktu 2 hingga 3 tahun bagi seorang dalang untuk bisa mengikuti pertunjukan di panggung kelas profesional.
Kesenian budaya tradisional ini tidak berarti para dalang adalah generasi tua, tapi generasi muda pun begitu antusias menekuni seni ini. Hal ini tentu tidak lepas dari peran pemerintah yang mendukung pengembangan kesenian ini didunia pendidikan. Tak hanya menjalankan sekedar hobi, tapi para dalang memiliki jenjang pendidikan dan karier didunia seni yang terarah.
Oleh: Beverly Gunawan (reporter Liputan 6 SCTV)