(7) Perimbangan Kekuatan Ekonomi Dunia
  2012-12-10 11:05:02  CRI

Elshinta - Newsroom, Bulan September 2012, pertumbuhan ekspor China mencapai 9,9 persen, melompat jauh dari angka pertumbuhan 2,7 persen sepanjang Agustus.

Angka itu lebih tinggi dari prakiraan awal para pengamat, yang hanya mencapai sekitar 5 persen. Sementara impor yang selama tiga bulan berturut-turut mengalamai penurunan, juga meningkat 2,4 persen pada September.

Ini merupakan berita baik di tengah krisis ekonomi global yang masih membayang-bayangi, walau Bank Dunia sudah menurunkan pertumbuhan ekonomi China untuk tahun 2012, dari 8,2 persen menjadi 7,7 persen.

Dengan jumlah total penduduk sekitar 1,3 miliar dan produk domestik bruto GDP pada peringkat dua di bawah Amerika Serikat, jelas jika perekonomian China merupakan kepentingan bagi seluruh dunia.

"Kalaupun Amerika Serikat masih nomor satu secara GDP, diperkirakan pada tahun 2018 atau 2020, China sudah menjadi nomor satu," tutur Dr. Umar Juoro, peneliti di Centre for Infomation and Development Studies, CIDES, dan anggota Komite Ekonomi Nasional.

Pada saat bersamaan, Amerika Serikat semakin mendekati batas utangya sebesar US$14.3 triliun dengan kecenderungan perbandingan antara GDP dengan utang yang terus menyempit sejak tahun 2005.

Amerika Serikat memang sedang berjuang untuk membayar utangnya, yang berawal dari sejak pemerintahan Bush dan berlanjut hingga ke masa Obama.

Masalah Dalam Negeri

Tapi apakah Cina kelak akan menggeser Amerika Serikat sebagai kekuatan ekonomi yang paling berpengaruh di dunia?

Dr. Aviliani -pengamat ekonomi dari The Institute for Development of Economics and Finance, INDEF- masih meragukannya walau memang saat ini perekenomian dunia bisa disebut sebagai era Asia, antara lain karena jumlah penduduknya yang besar.

"Demografi Asia memang masih mempunyai jaminan untuk tingkat konsumsi yang tinggi, terutama China. Kalau kita lihat China pertama menguasai pasar dan kedua menguasai ekspor barang-barang, juga menguasai devisa dunia."

"Namun China yang masih tertutup relatif tidak mudah juga untuk mengambil posisi penguasa ekonomi dunia karena jika China ingin mengambil posisi itu maka berarti dia harus terbuka," tambahnya.

Salah satu yang harus ditempuh China, tambah Aviliani, jika ingin menjadi penguasa ekonomi dunia adalah dengan membuka perekonomian dalam negerinya dan itu relatif masih akan sulit dilakukan oleh pemerintah Beijing.

"Apabila dia melakukan perubahan ekonomi maka mata uang China tidak seperti sekarang dalam keadaan stabil tapi bisa berfluktuasi."

China memang sudah mulai melepas mata uangnya Yuan untuk mengambang dalam batas tertentu jadi masih tetap dikendalikan dan ini dikritik dari Amerika Serikat karena rendahnya nilai Yuan membuat produk China menjadi lebih kompetitif untuk diekspor ke seluruh dunia.

Keseimbangan Baru

Saat ini China mulai mengembangkan jaring ekonominya ke berbagai wilayah, antara lain di Afrika dan Asia Tenggara, dengan investasi untuk proyek prasarana dan sumber daya mineral -yang amat mereka butuhkan- maupun dengan ekspor produk-produknya.

Menurut Dr Aviliani, itu masih belum cukup untuk menempatkan China sebagai adi daya ekonomi dunia yang baru.

"Dia menguasai pasar dunia hampir 70 persen produknya diekspor ke dunia, jadi memang penguasaan pasar ekspor. Tapi untuk pasarnya, tidak semua barang bisa masuk ke China karena mereka memilih-milih."

"Tapi China juga akan mengalami penurunan pertumbuhan yang cukup signifikan karena ekspor yang besar ke Eropa dan Amerika Serikat, dan jika pasar itu turun maka juga akan terkena dampak."

"Dan pasar dunia yang dikuasai China sudah mulai melakukan proteksi-proteksi, jadi menurut saya China dalam beberapa waktu mendatang akan menghadapi problem dengan pasar yang akan makin menurun."

Dalam pandangan Dr Aviliani, kehadiran kuat China dalam perekonomian dunia belum sampai menyebabkan peralihan posisi adidaya namun keseimbangan baru.

"Jadi keseimbangan baru yang akan terjadi sedang penguasaan China atas ekonomi dunia nampaknya belum terjadi saat ini," tutur Aviliani.

Pasar Ekspor

Walaupun pengaruh ekonomi Amerika Serikat di dunia berkurang, jelas tetap menempatkan Amerika Serikat sebagai perekenomian penting.

"Yang kita harapkan ekonomi Amerika Serikat itu terus berkembang walau tidak bisa sangat besar karena ekonominya sudah matured. Kalau Amerika mengalami krisis, negara-negara lain lain -terutama China- akan menjadi masalah" jelas Dr Umar Juoro.

Dan Amerika Serikat juga merupakan salah satu pasar tujuan produk-produk Indnesia. Di tengah-tengah melambannya perekonomian Amerika Serikat, misalnya, negara itu masih menyerap cokelat asal Indonesia.

"Walau sedang krisis, ekspor makanan termasuk cokelat ke Amerika Serikat tidak terganggu. Malah ekspor Indonesia meningkat 2 peren per tahunnya," tutur Piter Jasman, Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia, AIKI.

Jasman menambahkan, ekspor itu diharapkan meningkat terus di masa mendatang, atau paling tidak bisa bertahan pada tingkat saat ini, sekitar 120.000 ton per tahun.

Di tengah-tengah pemilihan Presiden Amerika Serikat, Jasman berharap agar bea masuk untuk cokelat olahan ditidakan di masa pemerintahan berikut nanti.

"Selama ini bea masuk untuk ekspor biji cokelat memang nol, namun kalau kita olah dulu di Indonesia dan kita ekspor ke Amerika Serikat dikenakan biaya masuk. Ini merupakan satu hambatan dan kalau bisa cokelat olahan itu juga tidak dikenakan biaya masuk."

Saat ini, bea masuk untuk cokelat olahan sekitar 5 persen dan mulai tahun 2012 ekspor cokleat Indonesia merupakan cokelat olahan, meningkat dari 50 persen pada tahun sebelumnya. (der/BBC)

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040