Selasa, 6 Agustus 2013. Hari ini kami cek out dari hotel di Kota Karamay. Tujuan kami adalah Kota Hoboksar atau dalam ejaan Mandarin Hebukesaier. Hoboksar berasal dari kata dalam bahasa Mongolia, yang artinya tempat dimana rusa berada, mungkin maksudnya adalah habitat rusa. Kota ini berada dalam wilayah Mongolia Autonomous Region di bawah administrasi Kota Tacheng.
Perhentian pertama kami adalah sebuah danau penghasil garam terbesar di wilayah Xinjiang. Di pinggir danau terdapat pabrik garam yang memasok produk garam jadi ke sejumlah wilayah di RRC. Disini lagi-lagi kami disuguhkan pemandangan alam. Memang menarik pemandangannya, warna-warna kontras putih garam bercampur warna air kemerahan dan birunya langit membuat tempat ini indah untuk dipandang. Sebagai seorang peserta Xinjiang di Lensaku, saya pun mengambil beberapa foto dari berbagai sudut. Hasilnya cukup ok, walaupun saya bukan fotografer nature, hehe..
Setelah mengunjungi danau kami pun diajak melihat-lihat ke dalam pabrik garam yang bernama Xinjiang Hongda Salt Industry. Tidak lama kami melihat aktivitas di dalam pabrik. Perjalanan pun kami lanjutkan kembali. Kami mengunjungi sebuah pabrik besar bernama China Kingho. Disini kami hanya singgah sebentar melihat presentasi dan maket besar perencanaan industri minyak China Kingho.
Cukup jauh jarak yang harus kami tempuh menuju tempat kunjungan berikutnya. Kami tiba di sebuah kota kecil sekitar 100 kilometer dari pusat Kota Hoboksar. Disini kami diajak mengunjungi Rumah Sakit Amal dan perumahan subsidi untuk rakyat. Keduanya dibangun dan dibiayai oleh pemerintah RRC, dan diperuntukkan untuk membantu warga yang tidak mampu, khususnya para petani, peternak dan para pekerja pabrik di kawasan tersebut. Tidak ada yang bisa saya foto disini. Tidak ada aktivitas secara visual kuat untuk difoto di kedua tempat ini.
Perjalanan kami lanjutkan kembali. Kali ini kami menuju pusat Kota Hoboksar untuk bermalam disana. Sepanjang perjalanan pemandangan alamnya cukup menawan. Padang rumput luas dan perbukitan yang dihiasi hewan-hewan ternak merumput cukup menyegarkan mata. Menjelang malam kami pun tiba di pusat Kota Hoboksar. Rencananya hari berikutnya kami akan mengunjungi perkampungan tradisional orang-orang atau etnis Mongolia. Yeaaaaaaahhhhhhhhh, finally!!! Akhirnya bisa menemukan subjek budaya setempat.