Ingatkah kalian mengenai cerita Hachiko?? Cerita yang menggambarkan sebuah kesetiaan seekor anjing terhadap majikan yang dicintainya. Kekuatan cinta yang menguatkan seekor anjing jenis Akino untuk tetap tegar menunggu majikannya di sebuah stasiun kereta selama sembilan tahun, meskipun majikannya telah meninggal dunia. Mencoba kembali merefleksikan didalam diri kita mengenai betapa cinta kasih dapat saling menguatkan, kita haruslah mengerti bahwa disaat momen kebersamaan kita dengan orang yang kita cintai masih dapat kita rasakan, maka jagalah setiap detik dari momen tersebut.
Kita memang tak dapat menetukan batasan seberapa lama kita akan bersama orang yang kita cintai karena pemilik waktu hidup bukanlah kita, namun kita bisa menentukan hal apa yang akan kita lakukan untuk memberikan sebuah kesan berarti yang sangat mendalam terhadap orang yang kita cintai tersebut. Sembari terdapat waktu, berikanlah yang terbaik terhadap orang yang kita sayangi tersebut. Sebenarnya disaat ini, saat penulis mencoba menulis refleksi diri atas sebuah cerita kesetiaan dan cinta kasih dari Hachiko, penulis sendiri menyadari bahwa telah banyak waktu dan momen yang terbuang sia-sia dengan tidak memberikan yang terbaik terhadap orang yang kita cintai.
Banyak dari kita yang mulai tersadar akan berharganya orang yang kita cintai disaat kita telah lama ditinggalkannya, disaat kita menegok ke kanan dan kiri tampak begitu hampa tampanya. Sadar bahwa senyuman manis yang ada dahulu telah hilang, sadar bahwa gurauan dan canda tawa yang menemani kita disaat kita merasa jenuh dengan keadaan juga telah lenyap. Sungguh hilangnya momentum kebersamaan telah membangkitkan kembali memori indah tentang orang yang kita cintai.
Banyak orang berkata bahwa hidup haruslah mengalir seperti air sungai. Bebas dan tak terikat. Bergerak dan mencoba meninggalkan masa lalu. Tapi, bukankah masa lalu yang penuh dengan sejarah lah yang telah membentuk kita saat ini. Sejarah bersama orang yang kita cintai yang menguatkan kita untuk dapat bertahan hingga sampai saat ini. Kekuatan hidup bukan berasal dari siapa yang kuat dia akan menang, namun kekuatan hidup bagi penulis adalah berasal dari kekuatan di dalam diri kita yang ingin selamanya menyatu dengan orang yang kita cintai.
Aku percaya, meskipun saat ini orang yang ku cinta tidak sedang menghabiskan waktu denganku dan mungkin juga telah melupakanku, aku tetap percaya kekuatan kesetiaan dalam cinta. Kekuatan yang selalu mengantarkan aku kedalam upaya untuk selalu bergairah dalam menjalani hidup karena aku percaya kesetiaan dan cinta kasih jauh lebih berarti dari segalanya. Kebersamaan hanyalah sebuah momentum bagi kita untuk bersama dalam waktu dan tempat tertentu. Namun kesetiaan dalam cinta kasih akan selamanya ada dan tak kan bisa terpisah meskipun orang yang telah kita cintai telah tiada atau tak bersama dengan kita lagi.