MELUPAKAN DEMI PERSAHABATAN-Briansyah S.P
  2013-09-05 10:54:41  CRI
"Masa SMA adalah masa yang membahagiakan" ya.. kata kata itulah yang sering terdengar oleh masyarakat. Tapi berbeda denganku, aku seorang anak yang ceria, murah senyum. Begitulah kata orang. Namun dibalik senyumku tersimpan rasa dukaku yang mendalam. Aku terjerat oleh cinta segitiga dengan sahabatku sendiri. Sahabat yang menemaniku sejak di SMP hingga SMA. Sahabat yang selalu ada saat aku susah dan duka. Mungkinkah aku akan jadi penghianat bagi sahabatku? Sejak aku tahu dia menyukai Jonas, orang yang aku sukai. Aku mulai berusaha menghapus rasaku. Berusaha untuk mulai melupakan walau berat sekali karena aku dan Jonas sering sekali chattingan.

Aku tak tahu mengapa jadi serumit ini. Jonas seketika memenuhi sudut sudut di otakku yang sebelumnya terisi oleh pelajaran. Seketika itu, apa yang diajarkan oleh guru rasanya hilang bagai diterpa angin topan. Cinta ini adalah cinta yang sederhana, mulai aku pertama kali melihatmu, mengenalmu, dan timbul rasa suka dihatiku. Saat kau mengirimkan sms untuk menyemagatiku, rasa sedihku rasa malasku berubah seratus delapan puluh derajat menjadi semangat 45. Aku membacanya dengan senyum yang aku juga tak tahu alasanku untuk senyum. Tapi aku tetap harus memendam rasa itu. Harus terlihat stay cool…

Aku sulit melupakanmu, karena tiap kali aku melupakanmu aku selalu ingat bola matamu saat menatapku, suaramu saat memanggilku, senyummu saat bergurau denganku, dan bahkan aku selalu ingat canda tawa kita tentang bulu kakimu yang lebat. Hal itu seakan diciptakan agar aku tak bisa melupakanmu. Aku ingat saat kamu mereply tweetku dengan gombalan gombalan yang membuat aku tertawa. Namun, aku harusnya tak sesenang itu, karena mungkin kamu menulisnya tanpa perasaan padaku. Hanya sebagai teman biasa tak lebih. Aku tetap berusaha menghapusmu dari hatiku. Aku takut, pertemanan yang telah aku jalani akan hancur hanya gara gara kamu. Aku takut jika perasaan ini semakin hari semakin kita dekat, semakin kita sering untuk meluangkan waktu bersama, perasaan ini semakin menjatuhkan aku ke lubang yang salah. Aku tak percaya, hanya dengan kita sering bersama, sering chattingan, sering bercanda, rasa yang awalnya hanya sebagai teman kini tumbuh menjadi perasaan cinta.

Haruskah aku mengingkari rasa cintaku untukmu? Haruskah aku bisa melupakan hari hari yang kulewati bersamamu? Aku harus tetap melupakanmu tampan. Mungkin kamu mulai kecewa padaku karena diam-diam aku mulai menjauhimu. Bukan maksudku tidak ingin denganmu, tapi aku tak mau rasa ini semakin merajalela dihatiku. Kalau memang Tuhan menciptakanku untuk bersama denganmu, waktu akan mengantarkanku untuk kembali bersamamu. Tapi kalau memang waktu tidak mengantarkanku kembali padamu, itu berarti Tuhan menginginkanku untuk bersama dengan orang yang lebih baik darimu. Meskipun aku menganggapmu orang yang baik bagiku.

Mulutku mulai diam saat bergurau denganmu, hanya untaian senyum yang kupersembahkan padamu. Tapi ingatlah, otakku tak akan pernah diam untuk memikirkanmu. Rasanya sesak di dada, hatiku berontak, menangis, namun tidak ada yang bisa kulakukan selain ini. Kamu mulai bertanya ada apa denganku. Aku sudah tak tahan, aku mulai meneteskan satu air mata. Tak kuduga, kau menghapus air mata yang jatuh dari mataku dengan tanganmu yang halus. Hati ini serasa tentram, dingin. Tapi… maafkan aku, aku tak bisa terus bersamamu. Aku takut kamu mulai ada rasa denganku. Ini adalah kesalahan terbesarku. Aku mencintai orang yang sama dicintai oleh temanku sendiri. Perjumpaan yang mulanya sesaat, menghadirkan senyum , menghadirkan semangat sekolah hanya akan menjadi kenangan, kenangan yang kita ukir selama ini hanya akan menjadi debu yang hilang diterjang angin. Karena saat ini aku ingin benar benar melupakanmu. Dalam diamku, dalam lamunanku masih tersirat bayanganmu, senyummu. Aku mulai menghindarimu. Maafkan aku.. sesak rasanya dada ini. Rindu ini adalah rindu maksimal yang ingin menemukan jalan bertemu denganmu. Tolong bantu aku melupakanmu….

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040