Dwi Budhi Rahardjo-Museum Terakota Yang Mengherankan
  2013-10-12 13:28:58  CRI
Hari ini adalah hari ke 3 di negeri Tiongkok dan hari ke 2 di kota Xian, kunjungan wisata yang sudah diagendakan oleh pemandu wisata dimulai pukul 09.00 berangkat dari hotel menuju lokasi wisata yaitu museum terakota yang menyimpan hasil penemuan arkeologi yang berupa patung yang terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan sempurna sehingga hasil karya yang terdiri patung prajurit berkuda, prajurit bersenjata panah dan tombak sampai jenjang kepangkatan terendah sampai tertinggi dapat ditemukan di terakota.Pasukan berkereta kuda terdiri 2 macam tetapi yang menarik adalah pasukan kereta berkuda yang menggunakan atap payung karena fungsi tangkai payung dapat digerakan sesuai dengan arah panas matahari sehingga sais kereta tidak terkena terik matahari dan yang tidak disangka adalah tangkai payung juga dapat dipergunakan sebagai senjata pertahanan hal ini jarang ditemukan ditempat lain . Lokasi wisata terakota terdiri dari 3 tempat utama yaitu hanggar pertama terbesar tempat patung prajurit disusun berdiri sesuai barisannya dimulai dari pasukan pemanah, pasukan tombak dan seterusnya, namun saya tidak menjumpai patung yang memegang senjata tetapi dapat dibuktikan dari sikap tangan dan jari jemarinya seperti sedang memegang senjata. Di hanggar ke 2 saya semakin terkejut karena tembaga maupun perak sudah dipergunakan semenjak 2200 tahun yang lalu padahal negara Jerman dan Amerika baru sekitar tahun 1930 melakukan penelitian, logam tembaga maupun perak dipergunakan sebagai bahan pembuatan senjata perang prajurit seperti pedang, mata panah. Menurut keterangan bahwa seluruh patung terakota dahulu berwarna disesuaikan dengan keadaan aslinya dan warnanya berasal dari tumbuh-tumbuhan, pada zaman Dinasti Qin ini masalah kualitas sudah menjadi perhatian hal ini terungkap dari batubata yang ada pada masa itu terdapat cap pembuat batubata karena apabila batubata bermutu rendah maka pembuat tersebut mendapat hukuman, keanehan yang menjadi saya keheranan saya adalah seluruh prajurit terakota tidak ada satupun wajahnya dengan satu sama lain hal ini menandakan betapa tinggi nilai karya seni pada waktu tersebut padahal belum diketemukan alat perekam yang mampu menandai satu dengan yang lain.

Setelah dari terakota dilanjutkan menuju Istana Bawah Tanah Kaisar Qin yang merupakan kaisar yang pertama dari Tiongkok ditempat ini saya makin paham sejarah perjalanan Kaisar Qin yang begitu agung dan cerdas hal ini dapat dibuktikan dengan mampu menyatukan 6 kerajaan sebelumnya, adanya alat ukur panjang, alat ukut berat dan penyatuan mata uang hal ini cara terbaik untuk menyatukan wilayah Kerajaan hal ini menandakan peradaban zaman dahulu sudah sangat maju, dan selama ini saya tidak mendapatkan gambaran kehidupan masa lalu Kaisar Qin dengan jelas namun setelah mengunjungi Istana Bawah tanah yang menampilkan seluruh bagian istana dan ditampilkan diorama kegiatan masyarakat pada waktu itu saat membangun patung terakota maka saya semakin pahamdengan sejarah kebudayaan Tiongkok, apabila saat ini negara Tiongkok sangat maju dengan pesat tidaklah mengherankan karena hanya penggulangan sejarah masa lalu saja pada zaman modern abad 21 ini.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040