Selanjutnya kamipun menuju kota Turpan yang terkenal dengan buah anggurnya di Tiongkok dan terlihat disepanjang jalan saat kami menuju ke gua ribuan lukisan Budha, namun di tempat ini sudah tidak lengkap lagi lukisannya, karena sebagian dibawa kenegara dari para penemu gua ini, masyarakat Turpan memeluk agama Islam sejak abad ke 15 dan cuaca di daerah ini sangatlah panas hingga 45 derajat saat musim panas dan sangat dingin apabila musimnya, di daerah ini terlihat padang pasir dan berbukit-bukit, lokasi ini juga adalah tempat akhir jalan yang terbentang sepanjang daerah Turpan, didaerah ini juga terdapat gunung api atau lebih dikenal gunung merah yang terbentang sepanjang 100 Km dimana terdapat 7 aliran sungai yang berasal dari gunung Tianshan.
Siang hari yang panas bersuhu 40 derajat kami menuju ke Grape Valley masih di daerah Turpan, disini para petani buah anggur tinggal dan terlihat banyaknya tempat penyimpanan untuk mengeringkan anggur, di Grape Valley ini terdapat 30 jenis anggur baik dari warna maupun bentuknya.
Tidak jauh dari Grape Valley ada suatu tempat yang bernama Karez yang artinya aliran air di bawah tanah yg berasal dari gunung Tianshan juga, di wilayah ini dialiri air dibawah tanah sepanjang 4200 meter yang dibuat oleh para petani anggur sejak tahun 1200 masehi.
Menjelang sore kami tiba di kota Jiaohe atau lebih dikenal kota kuno, tempat wisata ini sangat terkenal di Tiongkok, yang memiliki luas 380 ribu meter persegi, dikota kuno ini ada 3 pintu masuk yakni selatan, barat dan timur dan terletak tepat di pinggir jalan sutra atau jalan yang menghubungi Tiongkok dengan negara barat, di tempat ini juga masih tersisa tempat tinggal dan kuil yang terbuat dari pasir yang dihuni sebanyak 6050 orang pada 2000 tahun yang lalu yang merupakan pusat bisnis dan politik di wilayah Turpan.
Kamipun meyempatkan untuk membeli oleh-oleh anggur kering Turpan disalah satu tempat khusus sebelum kembali pulang ke penginapan yang megakhiri perjalanan hari ini.
Remon Fauzi dari Radio Elshinta