Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2007-04-23 15:49:32    
Anjuran Membaca di Tiongkok

cri

Di toko-toko buku Xinhua yang tersebar di seluruh Tiongkok , keculali bahan pengajaran dan buku penuntun yang dapat laris sepanjang tahun, omset buku jenis lainnya boleh dibilang sangat minim .

Shen Jieping adalah salah seorang dari ke-10 kolektor buku di kalangan rakyat Propinsi Zhejiang Tiongkok timur, dan kini ia menyelenggarakan sebuah toko buku bekas. Ia menyimpulkan kebiasaan masyarakat dewasa ini sebagai berikut: Semakin sedikit orang yang membaca buku dan kian sedikit pula orang yang membeli buku.

Pempopuleran internet dan membaca secara elektronis dipandang sebagai satu sebab besar yang mengakibatkan krisis membaca. Penelitian menunjukkan, antara membaca secara tradisional dan membaca lewat internet telah memperlihatkan hubungan sini lenyap sana tumbuh. Bertolakan dengan keadaan menurunnya terus tingkat membaca secara tradisional, tingkat membaca di internet warga Tiongkok bertumbuh pesat, dari 3,7% di tahun 1999 bertambah menjadi 27,8% di tahun 2005, meningkat 7,5 kali lipat selama 7 tahun, dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 107% pertahunnya.

Tapi juga ada orang yang beranggapan tidak boleh terlalu menyalahkan internet sebagai penyebab tidak suka membacanya warga Tiongkok.

Redaktur Pustaka Universitas Zhejiang, Song Xuhua menganggap, ketidak-sabaran psikologi seluruh rakyat telah menguasai arah membaca, pengrekreasian dan trendy telah menjadi tujuan bersama sector penerbitan maupun pembaca. Dikatakannya pula, kini yang terjual paling laris di toko-toko buku mutlak bukan buku cerita klasik, melainkan buku cerita klasik yang bukan asli, selain itu berbagai jenis buku pengelolaan ekonomi yang berbusa serius.

1 2 3