Tiongkok Akan Berupaya Penuhi Komitmen Pengurangan Emisi
  2009-12-03 16:15:09  CRI

Menjelang pembukaan konferensi ke-15 pihak-pihak penandatangan Konvensi Kerangka Perubahan Iklim PBB di Copenhagen, Tiongkok mengumumkan target pengurangan emisinya yakni sampai tahun 2020, mengurangi 40 sampai 45 persen emisi karbon dioksida per unit produk domestik bruto (PDB). Target pengurangan emisi yang pertama kali disusun Tiongkok bagi dirinya sendiri itu menunjukkan kepedulian Tiongkok atas perubahan iklim dan citra Tiongkok sebagai negara besar yang bertanggung jawab, juga "berperan memberikan contoh" untuk mendorong KTT Copenhagen mencapai hasil substansial. Sementara itu, target yang diajukan berdasarkan kondisi pokok Tiongkok tersebut adalah komitmen yang dapat dipenuhi hanya dengan upaya keras.

Kecenderungan pemanasan global dalam puluhan tahun belakangan ini semakin nyata, sebagai akibatnya, kekeringan, suhu tinggi, badai salju dan bencana cuaca ekstrem kerap terjadi, dan kondisi kelangsungan hidup manusia menjadi semakin berat. Konvensi Kerangka Perubahan Iklim PBB dan Protokol Kyoto adalah dokumen hukum pertama yang dirumuskan masyarakat internasional untuk menghadapi perubahan iklim. Konferensi Copenhagen kali ini diselenggarakan untuk membahas rencana pengurangan gas rumah kaca antara tahun 2012 dan 2020 di atas dasar target pengurangan emisi yang digariskan kedua dokumen itu, dan diupayakan untuk mencapai sebuah persetujuan internasional yang mengikat. Oleh karena itu, Konferensi Copenhagen juga disebut tindak lanjut Protokol Kyoto.

Mengingat latar belakang sejarah dan rumitnya masalah perubahan iklim, Protokol Kyoto menetapkan prinsip "tanggung jawab bersama namun berbeda", yakni negara-negara industri maju memikul tanggung jawab utama pengurangan emisi gas rumah kaca, dan merumuskan target pengurangan emisi yang konkret; sedang negara-negara berkembang memikul kewajiban pengurangan emisi di atas dasar sukarela, dan tidak perlu merumuskan target wajib pengurangan emisi.

Tiongkok sebagai negara berkembang telah melakukan upaya sangat besar untuk meredakan pemanasan iklim. Kali ini Pemerintah Tiongkok menjanjikan akan mengurangi dalam taraf besar emisi karbon dioksida per unit PDB dalam 10 tahun ke depan. Hal ini menunjukkan kesungguhan Tiongkok untuk aktif ambil bagian dalam upaya masyarakat internasional untuk meredakan perubahan iklim. Komitmen Tiongkok itu mendapat penilaian positif masyarakat internasional. Seorang juru bicara Sekretariat Perubahan Iklim PBB menyatakan, berita ini "sangat memberikan semangat"; Komisi Uni Eropa berpendapat bahwa ini adalah peran contoh yang diberikan Tiongkok bagi perundingan kali ini. Sekretaris pelaksana Konvensi Kerangka Perubahan Iklim PBB, Ivo De Boer menyatakan, komitmen Tiongkok telah menyingkirkan kendala penting bagi dicapainya persetujuan menyeluruh.

Sebagai negara berkembang yang terbesar, Tiongkok menghadapi tugas sangat berat mengembangkan ekonomi dan memperbaiki kesejahteraan rakyat. Maka dalam menghadapi masalah perubahan iklim, titik berpijak Tiongkok adalah meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi dan menurunkan konsumsi energi per unit PDB dengan menerapkan teknologi baru. Ini adalah strategi pembangunan yang dirumuskan Tiongkok sesuai dengan kondisi di negerinya.

Pada kenyataannya, ekonomi Tiongkok sementara mencatat perkembangan pesat dalam 30 tahun terakhir ini, konsumsi energi per unitnya terus menerus mengalami penurunan. Tiongkok aktif menghadapi perubahan iklim dengan terus menerus merestrukturisasi industri dan energinya, mengafkir kapasitas produksi yang tertinggal, mengembangkan energi terbarukan, serta mengambil kebijakan, langkah dan tindakan yang kuat. Menurut statistik, terhitung sampai semester pertama tahun ini, konsumsi energi per unit PDB Tiongkok sudah turun 13 persen di atas dasar tahun 2005, porsi energi terbarukan dalam total konsumsi energi satu kali Tiongkok sudah meningkat sampai 9 persen tahun 2008 dibanding 7,5 persen pada tahun 2005. Selain itu, Tiongkok kini sudah menjadi negara yang paling luas areal hutan buatannya. Meski menghadapi krisis keuangan yang serius, tekad Tiongkok untuk menghadapi perubahan iklim juga tidak pernah goyah. Dalam rencana stimulus ekonomi Tiongkok bernilai 4 triliun yuan, terdapat 210 miliar yuan langsung diinvestasikan untuk pembangunan pelestarian lingkungan hidup dan ekologi.

Perubahan iklim disamping masalah lingkungan hidup, juga masalah pembangunan. Berdasarkan ketetapan Konvensi Kerangka Perubahan Iklim dan Protokol Kyoto, negara-negara industri maju mempunyai kewajiban menyediakan dana dan teknologi kepada negara-negara berkembang untuk membantu mereka mengembangkan ekonomi dan memperbaiki kesejahteraan rakyat. Tuntutan sejumlah negara industri maju kepada negara-negara besar berkembang seperti Tiongkok, Brasil dan India untuk memenuhi target wajib pengurangan emisi disamping melanggar prinsip "tanggung jawab bersama namun berbeda", juga tidak dapat diterima oleh negara-negara berkembang.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040