Tiongkok Tetapkan Kebijakan Ekonomi Makro Tahun Depan
  2009-12-08 13:19:33  CRI

Rapat Kerja Ekonomi Senteral Tiongkok kemarin (07/12) ditutup di Beijing. Bersamaan menetapkan pemeliharaan kebijakan ekonomi makro yang kelanjutan dan stabil, terus menerapkan kebijakan keuangan yang proaktif dan kebijakan mata uang yang relatif longgar, rapat menekankan keharusan untuk mendorong pengubahan pola pertumbuhan ekonomi dan mengemukakan harus memperbesar lebih lanjut permintaan domestik, khususnya menambah kebutuhan konsumsi warga. Berikut ini laporan wartawan kami.

Rapat Kerja Ekonomi Komite Senteral yang diadakan setiap tahun adalah rapat ekonomi yang paling tinggi tingkatnya di Tiongkok untuk menetapkan gagasan utama pekerjaan ekonomi tahun selanjutnya. Dalam keadaan belum lenyapnya dampak krisis moneter internasional dan ekonomi Tiongkok mulai membaik dengan nyata sekarang, rapat tersebut mengundang perhatian luarbiasa.

Seperti apa yang diprediksi mayoritas orang, rapat kali ini mengemukakan tahun depan akan terus menerapkan kebijakan keuangan yang proaktif dan kebijakan mata uang yang relatif longgar. Namun, rapat juga menunjukkan, tahun depan harus menjamin dengan baik laju pertumbuhan mata uang pinjaman dan ini menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit yang mungkin akan mendekati 10 triliun yuan RMB tahun ini akan diperlamban tahun depan.

Rapat menekankan, pekerjaan ekonomi tahun depan akan menitik-beratkan pengubahan pola pengembangan ekonomi dan menyeragamkan pemeliharaan perkembangan ekonomi secara mantap dan relatif cepat dan percepatan pengubahan pola pengembangan ekonomi. Untuk itu, rapat mengemukakan perlunya untuk menitik-beratkan diperbesarnya permintaan domestik dan penambahan kebutuhan konsumsi warga, dengan mengandalkan pendorongan urbanisasi secara mantap dan mengoptimalkan struktur industri, berupaya mencapai kemajuan nyata di bidang restrukturisasi ekonomi.

Profesor Yuan Gangming dari Pusat Riset Ekonomi Tiongkok dan Dunia Universitas Tsinghua dalam wawancara dengan wartawan kami menyatakan, sehubungan dengan kekhawatiran terhadap masalah bertambahnya beban perusahaan dan memicu inflasi, di Tiongkok selalu terdapat kontroversi pada masalah penambahan pendapatan penduduk. Rapat kali ini dengan jelas mengemukakan perlunya untuk memperbesar intensitas penyesuaian kembali distribusi pendapatan penduduk demi menambah kebutuhan konsumsi warga. Dikatakannya, " Proporsi konsumsi Tiongkok selalu berada dalam keadaan tidak cukup atau menurun secara berangsur-angsur dan sebab utamanya ialah pendapatan penduduk tidak dinaikkan bahkan proporsinya semakin rendah. Kalau penghasilan penduduk tidak bertambah, daya beli masyarakat sulit dinaikkan. Maka, untuk mengubah keadaan terlalu rendahnya proporsi daya beli, yang paling fundamental ialah harus menaikkan penghasilan warga. Rapat Kerja Ekonomi Komite Senteral kali ini menekankan hal tersebut, ini menunjukkan telah dikemukakannya suatu pilihan baru pada masalah yang kontroversial itu."

Merujuk pada terus membubungnya harga properti baru-baru ini, rapat mengemukakan akan menambah persediaan perumahan komoditi yang umum dan mendukung permintaan penduduk untuk membeli rumah secara mandiri demi memperbaiki syarat perumahannya sementara meningkatkan pembangunan perumahan bersifat jaminan seperti perumahan sewa murah. Berkenaan itu, Ekonom Pertama Sekuritas Yinghe Zuo Xiaolei menyatakan, pertumbuhan penghasilan warga bukan hanya bertambahnya pemasukan uang, mengurangi pengeluaran untuk membeli rumah sama dengan menambah pendapatan kelompok yang penghasilannya sedang dan rendah demi meningkatkan daya beli warga. Dikatakannya, "Misalnya, memperbesar alokasi dana di bidang pembangunan perumahan yang bersifat jaminan, menggalakkan alokasi dana dan pembangunan di bidang sistem jaminan sosial, mengurangi belanja warga justru untuk menambah penghasilan mereka. Rapat juga menekankan kebijakan keuangan harus lebih banyak mendorong perbaikan kehidupan rakyat. Pengubahan pengeluaran keuangan dan memperbesar alokasi dana di bidang proyek kehidupan rakyat padahal bertujuan untuk meningkatkan penghasilan rakyat jelata."

Rapat dengan tegas mengemukakan, harus mendorong urbanisasi, khususnya bersandarkan pembangunan kota-kota ukuran menengah dan kecil; harus menggairahkan kaum tani mencari nafkah ke kota dan memperlonggar sistem administrasi kependudukan di kota-kota. Profesor Yuan Gangming menyatakan, kota-kota ukuran menengah dan kecil di Tiongkok cukup banyak populasinya dan mendorong perkembangan daerah-daerah itu juga akan memperbesar ruang pertumbuhan konsumsi. Dikatakannya, "Konsumsi kota ukuran menengah dan kecil sendirinya dapat dipandang sebagai bagian penting peningkatan konsumsi, sedangkan populasi di kota-kota itu mengambil proporsi sangat besar dalam populasi Tiongkok, menjadikannya hal itu sebagai suatu aspek penting restrukturisasi dan ini adalah sebuah pilihan yang penting."

Para pakar berpendapat, sistem kependudukan kota adalah prasyarat menikmati pelayanan publik seperti pendidikan, layanan kesehatan dan perumahan sewa murah. Memperlonggar sistem kependudukan kota akan memungkinkan mobilisasi kaum buruh migran dari desa dan kota dapat berangsur-angsur stabil. Selain dapat menyediakan ruang pertumbuhan konsumsi yang relatif besar, juga akan mendorong pemecahan masalah kesenjangan antara kota dan desa serta memelihara kestabilan sosial.

Stop Play
Terpopuler
• Xi Jinping Temui Pangeran Andrew Edward
• Xi Jinping Sebut Tiongkok Akan Berkembang dalam Lingkungan Keterbukaan
• Xi Jinping Memimpin Sidang Pertama Komisi Pekerjaan Urusan Luar Negeri Komite Sentral PKT
• Tiongkok Siap Berikan Pembalasan Terhadap Tarif Impor Baru AS
• Wang Yi Temui Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho
• Xi Jinping Adakan Pembicaraan dengan Presiden Zimbabwe
Indeks>>
Komentar Pembaca
• Surat dari pendengar setia Bpk. Rudi Hartono
5 tahun sudah berlalu saya bersama rekan H Sunu Budihardjo mengunjungi Kota Beijing dimana telah terukir  kenangan terindah dalam kehidupan saya dalam memenangkan Hadiah Utama 60 tahun hubungan diplomatic Tiongkok – Indonesia dan 60 tahun berdirinya China Radio International. Saya bersama rekan H Sunu Budihardjo menuju Beijing pada 12 Juli 2010 disambut hangat oleh salah satu penyiar CRI, Nona Nina di Bandara International Beijing.  Kami pun menginap di salah satu hotel di Beijing untuk melakukan perjalanan wisata kota Beijing. Berikut tempat wisata yang kami kunjungi adalah :
• 0062813****0007
1. CRI (Bahasa Indonesia) disiarkan melalui Elshinta. Sekarang pindah gelombong berapa ? 2. Apa CRI (Bahasa Indonesia) tdk diadakan lagi di Indonesia ? Mohon balasan !
• 0062813****2398
halo,sy orang china yg belajar di indonesia, tadi sy mendengar acara LENTERA, judulnya Hunan. dalam perbincangan ini, mereka bilang di China ada 31 propinsi, informasi ini salah,sebenarnya di negara sy ada 34 propinsi.
• 0062852****5541
bpk maliki yangdhsebut roh papaptlimo pancer semua itu roh goep kalao orang yang ber agama itu beri nama para dewa itusemua menyatu dengan alam papat nomer satu aer yang disebut kakang kawa dua adik ariari tiga puser empat gete atau dara yang alam papat aer bumi angen api makanya kalau sembayang harus aranya kesitu itu yang benar roh empat itu yang menjaga manusia tiga alam semua meyakinni agama menyimpang dari itu sekarang alam suda rentan karena manusia suda menyimpang dari itu orang kalau jau dari itu tidak bisa masok suargo yangdi sebut suargo artinya sokmo masok didalam rogo manusia lagi bareng sama
Indeks>>
© China Radio International.CRI. All Rights Reserved.
16A Shijingshan Road, Beijing, China. 100040